Perak Jadul, Begini Cara Museum Sonobudoyo Kumpulkan Koleksinya

07 Agustus 2020 18:30

GenPI.co - Kotagede, Yogyakarta identik dengan kerajinan perhiasan perak. 

Namun, sepinya transaksi perak di tengah pandemi virus corona, membuat perajin tidak banyak memproduksinya. 

Padahal sejarah mencatat munculnya perak sudah ada sejak kerajaan Mataram Islam pada abad 16 Masehi. 

Awalnya kerajinan perak hanya sebatas produk bagi kalangan keraton saja. 

BACA JUGAMuseum Sonobudoyo dan Sejarah Eksisnya Perak di Kotagede, Yogya

Namun, seiring berjalanya waktu perak bertransformasi menjadi industri. Karena masyarakat Belanda yang tinggal di negara koloni memberikan andil yang cukup besar pada industri perak Kotagede. 

BACA JUGANgamuk! Nggak Pakai Lama, Simpan 2 Bulan Emas Antam Untung Gede

“Sejak krisis ekonomi pada 1998, banyak kolektor atau perajin perak, mereka menjual dalam bentuk kiloan, kemudian dilebur dan sampai saat ini peleburan masih terjadi,” ujar Kepala Seksi, Koleksi, Konservasi, dan Dokumentasi Museum Sonobudoyo Eri Sustiadi saat pembukaan pameran perak Kotagede “Rajata, Perak dan Kisah Diantaranya,” baru-baru ini.

Hal ini membuat Museum Sonobudoyo yang berloaksi di Yogyakarta mencoba menyelamatkan koleksi kerajinan perak kuno yang masih tersisa. 

Sebagian koleksi tersebut diambil dari para perajin di Kotagede. 

Barang tersebut pun dijual dengan harga yang cukup mahal. Sementara itu, Sebagian koleksi lainnya didapatkan dari Java Instituut. 

Museum Sonobudoyo pun mencoba menyelamatkan koleksi perak kuno agar tidak dilebur. Saat ini ada sekitar 300 koleksi perak yang berhasil dimiliki Sonobudoyo.

Sebanyak 20 koleksi diambil dari perajin perak di Kotagede. Koleksi tersebut berasal dari tahun 1930-an, seperti tea set atau tempat minum teh, mangkok, stempel, dan wadah rokok.

Ada 75 koleksi perak museum kemudian dipamerkan dalam Rajata kali ini. Tidak hanya dari Kotagede, tetapi perak yang pernah dipakai Keraton Yogyakarta juga ikut dipamerkan.

“Kami tidak hanya memamerkan, tapi preservasi perak. Dengan demikian, masyarakat dan stakeholder bisa ikut melestarikan koleksi perak yang ada di masyarakat,” pungkasnya.(*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co