Tok Panjang, Tradisi Jamuan China Sebagai Pembuka Pasar Imlek Semawis 2019

02 Februari 2019 08:24

Jamuan Tok Panjang menjadi puncak pembukaan Pasar Imlek Semawis (PIS) 2019 yang digelar di Pecinan, Jumat (1/12). Ratusan tamu undangan, memenuhi meja panjang dengan set dekor bercorak dominan merah.

Walikota Semarang Hendrar Prihadi mengaku bangga dengan penyelenggaraan PIS ke-16 tahun ini. Ia yakin, kegiatan rutin ini akan membawa dampak positif bagi pariwisata Kota Lumpia.

“Seperti saat ini, beberapa sahabat dari Jakarta mengaku penasaran dengan Tok Panjang dan saya ajak ikut serta untuk datang dan mencicipi menu kuliner yang disajikan,” terangnya.

Tok Panjang dalam Pasar Imlek Semawis 2019 

Dijelaskan, Imlek diharapkan dapat memberikan rejeki yang banyak. Senada, hal itu akan berimbas positif pada wisata kota ini karena dapat mendatangkan wisatawan.

Tema Waras (Warga Rukun Agawe Sentosa) yang diangkat  dalam PIS 2019, merupakan wujud harmonisasi dan akulturasi budaya yang kondusif. Kondisi ini menjadikan wisatawan senang berkunjung ke Semarang dan sebagai efek dominonya, perekonomian warga akan terus bergulir positif.

“Kondusivitas ini penting sekali. Percepatan pembangunan tidak akan akan dapat dilaksanakan. Tapi partipasi warga yang berbeda-beda ras, suku dan agama di Semarang sangat luar biasa. Mari kita jaga terus,” tandasnya.

Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) Haryanto Halim menyebut jika Pasar Imlek Semawis sudah menjadi identitas kota ini. Banyak warga dari luar kota yang datang, khusus menyaksikan perhelatan dalam menyambut datangnya Tahun Baru China tersebut.

Perhatian pemerintah disebutnya sudah sangat baik. Berbagai aksesibilitas serta infrastruktur sudah disiapkan.

Baca Juga : Ketuk Pintu Awali Rangkaian Pasar Imlek Semawis

Begitu pula banyaknya kemudahan dalam mengurus perizinan bagi investor serta usaha pariwisata. Hal ini berdampak positif bagi bergulirnya ekonomi warga dalam menyongsong era wisata digital seperti sekarang.

“Karenanya, kami concern terhadap budaya China yang sudah cukup langka. Dalam PIS ini kami hadirkan kembali seni tali temali dan gunting kertas khas China, wushu, wing chun (seni beladiri tradisional China), barongsai, catur gajah (Xiang Qi), wayang potehi hingga pengobatan khas China,” tuturnya.

Ia optimis, perhelatan ini akan mampu mengangkat dan membesarkan budaya China yang sudah mulai tergerus. Lebih menarik, khususnya di Semarang, sudah banyak budaya China yang berakulturasi dengan kebudayaan lokal.

“Tok Panjang adalah satu upaya kami warga Pecinan menjamu tamu-tamu kami yang datang sekaligus menghidupkan tradisi jamuan menjelang malam Imlek,” tandas Haryanto. Gus

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co