GenPI.co - Tugas jurnalis dalam meliput dan melaporkan informasi di lapangan dinilai sangat berisiko terhadap penularan covid-19.
Melihat hal ini, Dewan Pers mendesak pemerintah untuk memberi perhatian khusus untuk para awak media.
BACA JUGA: Masyarakat Garda Terdepan dalam Kendalikan Penyebaran Covid-19
Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Internasional Dewan Pers, Agus Sudibyo mengatakan, profesi jurnalis saat ini bisa dikatakan memiliki risiko besar seperti tenaga medis atau dokter.
Mereka tak hentinya menggali peristiwa di lapangan untuk diberitakan ke masyarakat.
”Di tengah masa pandemi covid-19 ini kebutuhan akan informasi makin besar dan hal itu hanya dapat dilakukan oleh wartawan,” ujar Agus saat Webinar di Jakarta, Selasa (11/8/2020).
Agus menyebut nasib jurnalis di Indonesia saat masa pandemi berada di level memprihatinkan.
Hal ini seiring dengan pemotongan gaji dan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan perusahaan media hingga 50%.
“Jumlah karyawan yang sudah dan sedang proses PHK berkisar 25 hingga 100 orang di setiap perusahaannya,” sebut Agus.
Dengan kondisi tersebut, komunitas pers nasional mengharapkan perhatian negara terhadap industri pers sebagaimana yang telah ditunjukkan negara-negara demokratis
"Data ini telah kita berikan kepada pemerintah melalui Wakil Presiden dan Presiden," imbuhnya.
Untuk diketahui, negara-negara demokrasi seperti Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan insentif yakni dana bantuan darurat bagi perusahaan media untuk melawan misinformasi dan disinformasi di tengah pandemi.
BACA JUGA: NU: Artis Tak Percaya Covid-19 Ganggu Kampanye Penggunaan Masker
Di Selandia Baru, pemerintahnya membelanjakan 50 juta dolar atau sekitar Rp425 miliar untuk bisnis media yang menderita kerugian finansial akibat pandemi covid-19.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News