GenPI.co - Hoaks yang merajarela kini menjadi ancaman besar bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil riset dari Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), masyarakat negeri ini sangat mudah termakan hoaks yang terkait dengan agama, SARA, politik dan kesehatan.
Executive Director ICT Watch Indonesia, Donny B.U menjelaskan, masyarakat Indonesia mudah termakan hoaks karena belum siap untuk menerima arus informasi yang begitu cepat, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
"Karena kecepatan atau perkembangan menggunakan teknologi tidak selaras dengan edukasinya,” kata Donny dalam live Instagram @elshintanewsandtalk yang bertajuk “Hoax dan Covid-19”, Senin (17/8).
BACA JUGA: Nabi Adam adalah Korban Hoaks Pertama di Dunia
Selain itu, faktor lain yang membuat masyarakat mudah termakan hoaks adalah konten media yang tidak merangsang masyarakat untuk berpikir kritis. Hal tersebut menyebabkan masyarakat Indonesia mudah termakan hoaks.
“Kalau banyak yang mengonsumsi media yang kontennya tidak merangsang untuk berpikir kritis, akibatnya orang jadi mudah sekali percaya dengan hoaks,”ungkapnya.
Donny juga mengatakan bahwa orang yang memiliki pendidikan tertinggi tidak selalu kebal terhadap hoaks. Sebab, berita hoaks yang dramatis juga bisa membuat orang yang berpendidikan tinggi menjadi percaya dengan berita bohong tersebut..
“Karena hoaks itu memang dirancang untuk sesuatu yang dramatis. Hoaks tidak akan menimbulkan efek kalau dia tidak dramatis,” ujar Donny.
BACA JUGA: Waspada, Banyak Hoaks Beredar Seputar Covid-19
Untuk bisa menangkal hoaks, masyarakat Indonesia perlu memperkaya literasi dan asupan informasi yang baik. Selain itu diperlukan pula cara berpikir yang kritis, agar tidak mudah termakan hoaks.
“Diperlukan cara berpikir yang kritis, agar tidak hoaks diterima begitu saja oleh masyarakat,” tutur Donny. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News