Semarang Raih 3 Gelar Juara di Wonosobo Manual Brew Competition 2019

05 Februari 2019 22:22

Kompetisi seduh kopi open service skala nasional yang diadakan kedua kalinya oleh Komunitas Join Kopi Wonosobo, pada Minggu (3/2) di Kedai De Koffie, Wonosobo sukses digelar dan mendapatkan banyak apresiasi dari banyak pihak. 

Setelah 32 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia berlaga dan menunjukkan keahliannya di hadapan juri yang merupakan tokoh tingkat nasional dan Asia, terpilihlah tiga pemenang yang mendapatkan hadiah total sebesar Rp 5juta.

Agenda yang rampung pada petang hari pukul 20.00 WIB, WMBC 2019 akhirnya memutuskan Nur Faqih dari Ngunjuk Kopi Semarang sebagai juara pertama yang memperoleh gelar Best Brewer atau penyeduh terbaik dan berhak atas uang tunai sebesar Rp 2,5 juta. Lalu, juara 2 ada Rizalmi Dewantara (Antara Kata Coffee Talk Semarang) mendapatkan uang tunai sebesar Rp 1,5 juta dan menyusul Rohmat Ranuaji (Antara Kata Coffee Semarang) sebagai juara ke-3 mendapatkan Rp 1 juta.

Runner up WMBC 2019, Rizalmi sangat mengapresiasi kompetisi yang diadakan dan menantikan acara yang sama di tahun yang akan datang.

"Saya berterimakasih kepada teman-teman Wonosobo yang sudah memfasilitasi acara WMBC 2019. Semoga silaturahmi yang terbangun dapat terjaga selalu dan segera berjumpa kembali", ucap Rizal.

Christian dari Bandung, yang merupakan Head Judge menyampaikan harapan terkait penyelenggaraan acara WMBC.

"Fasenya hampir sama seperti BBrC (Bandung Brewers Cup). Di tahun 1 dan 2 penyelenggaraan sudah punya peserta yang militan. Harapannya di tahun ke 3 besok, WMBC bisa menaikkan skala teknis, salah satu contohnya menambah babak compulsory service di hari pertama, dan bermain open service di hari ke dua," tuturnya.

Bahkan, salah satu juri tingkat Asia, Sivaraja juga berpendapat bahwa WMBC 2019 ini adalah kompetisi kopi premium yang diselenggarakan di Jawa Tengah.

Menurut panitia, Dani Wahyu Satria, agenda kedua tersebut diyakini sudah menunjukkan salah satu misi yaitu integrasi hulu hilir tercapai.

Para pemenang Nur Faqih, Rizalmi Dewantara, Rohmat Ranuaji

"5 orang peserta WMBC dari Mojokerto membawa kopi Trawas, lokal Mojokerto. Refleksi kami, berarti gembar gembor tentang menghubungkan hulu hilir memang terjadi. Barista jadi semangat merapat ke hulu kopi (petani). Semoga berbekal scoresheet mereka bisa bahu membahu memperbaiki kualitas kopi yg mereka bawa," tegasnya.

Kompetisi yang kuota pesertanya sudah penuh hanya dalam hitungan menit ini juga menyimpan banyak cerita unik. Salah satunya adalah antusiasme para pendaftar yang tidak berhasil mendapatkan kursi peserta, berbondong-bondong mendaftarkan diri sebagai volunteer atau relawan.

Hanna, salah satu volunteer dari Banjarnegara merasa senang bisa ikut berpartisipasi, menambah pengalaman dan juga menjalin silaturahmi dengan para pelaku kopi nusantara. Sama halnya dengan Endy Nusantara, volunteer dari Surabaya ini juga sangat bangga dan mengapresiasi acara.

"WMBC acara besar. Saya berterimakasih diizinkan ikut berpartisipasi.," ucap Endy.

Baca Juga : Kopi Papua itu Nikmat, Ada Rasa Cokelat Karamel di Dalamnya

Dalam acara tersebut, hadir pula Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo. Di penyelenggaraan tahun ini, Disparbud juga menjadi salah satu sponsor dan pendukung acara. Andang berharap, kesempatan yang akan datang bisa melibatkan lebih banyak unsur pelaku kopi.

"Karena acara ini juga merupakan momentum yang besar dan baik untuk pariwisata Wonosobo, semoga tahun depan bisa lebih mengenalkan kopi lokal Wonosobo serta wisata pendukung lainnya,"  harap Andang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co