Sekolah Pilot DPST Tetap Bertahan di Tengah Pandemi Corona

10 September 2020 13:30

GenPI.co - Direktur Utama Dirgantara Pilot School Tasikmalaya (DPST), Hudi Yusuf berharap pemerintah membuat regulasi yang menguntungkan pilot-pilot dalam negeri. Karena selama ini pilot asing mau dibayar murah demi mendapatkan jam terbang saja. 

"Ini yang menghancurkan pilot-pilot Indonesia. Maskapai lebi memilih pilot asing karena dibayar murah, hanya untuk menambah jam terbang," ujar Hudi kepada GenPI.co, Kamis (10/9).

BACA JUGA: Ladies, Keramas Jadi Kunci Atasi Rambut Lepek

Numun, Hudi tetap optimistis lulusan DPST bisa bersaing dengan pilot asing. Buktinya, DPST sudah mewisuda dua kali dan anak didiknya ada yang bekerja di maskapai dalam negeri dan luar negeri. 

"DPST siap mencetak pilot-pilot handal di Indonesia yang mampu bersaing dengan pilot asing," tandasnya.

Untuk penerimaan siswa baru, lanjut Hudi, akan dibuka setelah covid-19 meredah. Dan rencananya dibuka pendaftaran siswa calon pilot pada Januari-Februari.

"Tapi yang mau daftar sekarang juga bisa. Baru pendaftaran saja," terang Hudi.

Menurut Hudi, sekolah pilot DPST memang terbilang cukup murah daripada sekolah pilot lainnya. Dengan biaya pendidikan Rp 850 juta calon pilot di DPST sudah mendapatkan berbagai fasilitas sampai selesai atau lulus. 

Nah, untuk kelebihan sekolah pilot DPST ini siswa mendapatkan lima training area, usia pesawat masih muda, tersedia empat pesawat cessna 172, dua analog dan dua glass cocpit, terdapat satu pesawat multy engine, dan simulator redbrid.

Menurut Hudi, frekuensi penerbangan di Bandara Tasik tidak ramai, sehingga proses training hampir tanpa ada gangguan, terkecuali cuaca. Apalagi, 2021 rencana Bandara Wiriadinata dapat melaksanakan terbang malam, sehingga tidak harus bergeser ke bandara lain.

BACA JUGA: Ketahui, 4 Tanda Pria Menghormati Wanita

Hudi mengatakan, sekolah piot DPST sudah terlepas dari persoalan hukum dengan manajemen baru setelah menggelar RUPS pada 8 September. Hudi Yusuf sebagai Direktur Utama, dan Komisaris Rini Febrinawati. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co