Nyadran Kali Deswita Kandri Wujud Syukur Kepada Ilahi

14 Februari 2019 16:17

Arak-arakan ratusan warga di Desa Wisata Kandri memeriahkan kegiatan Nyadran Kali, Kamis (14/2).

Menurut juru kunci Sendang Gede Ahmad Supriyadi, arak-arakan dimulai dari Sendang Lanang menuju Sendang Gede. Semua warga turut berpartisipasi dalam Nyadran ini yang sudah menjadi tradisi dan masuk dalam kalender event wisata Kota Semarang ini.

Nampak ibu-ibu membawa wakul yang berisi makanan, para pemuda memikul gunungan hasil bumi, dan para pemudi membawakan tarian tradisional.

“Sendang Gede ini merupakan mata air yang besar sehingga warga takut perkampungn ini justru menjadi rawa. Lalu, sesepuh Kandri memberi tumbal berupa kepala kerbau, jadah dan gong sebagai uborampe. Tempat ini kemudian dibuat sendang,” terangnya.

Namun setelah menjadi sendang, banyak kejanggalan terjadi dimana saat itu ada seorang warga menangis dan usai pulang ke rumah justru meninggal dunia. Oleh karena itu, masyarakat tidak diperbolehkan menangis di tempat ini. 

Selain tidak boleh menangis, masyarakat juga tidak boleh mencuci atau membersihkan alat dapur di sini. Pasalnya dulu ada orang yang mencuci alat dapur kemudian dibawa pulang  ke rumah, orangnya menjadi agak kurang waras.

“Masyarakat juga tidak boleh mencaci maki apa yang ada di sendang ini, terutama airnya. Hal ini karena air sendang ini bisa berubah tiga macam, yaitu keruh, jernih, dan warna darah. Kalau yang tidak kuat melihat seluruh air di sendang ini berubah jadi darah, maka bisa stress atau lupa diri," ujarnya. 

Dia menambahkan, setiap tahun warga desa mengadakan Nyadran Kali Gede sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan, karunia dan kesejahteraan yang diterima oleh masyarakat Desa Kandri. Selain ritual, gunungan hasil bumi juga diperebutkan warga sebagai bentuk suka cita atas rejeki yang diberikan selama ini. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Indriyasari mengapresiasi tradisi Nyadran Kali ini. Menurutnya, acara ini dapat mengangkat potensi wisata yang ada di Kota Semarang.

Selain itu, tradisi ini juga dapat menambah keguyuban masyarakat Kandri sendiri.  "Ke depan Pemkot Semarang akan lebih men-support kegiatan seperti ini," ucap Iin, sapaan Kepala Disbudpar. 

Adapun bentuk dukungan dari pemerintah, imbuhnya, akan terus mempromosikan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat Kandri.Pihaknya juga berencana mengangkat potensi yang ada di Desa Wisata Kandri.

"Ada banyak daya tarik yang ada di Kelurahan Kandri yang masih bersifat alam dan menarik sekali untuk dipertimbangkan," katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co