Garuda Bidik Tambahan Flight Internasional di Solo

04 Maret 2018 03:51

Garuda Indonesia makin lincah bergerak. Makin berani berekspansi. Tambahan rute international flight pun jadi opsi yang sedang dibahas. Kali ini, yang dibidik adalah rute internasional menuju Bandara Adi Soemarmo di Solo.

“Ada banyak kemungkinan Garuda menambah rute. Rencana ini sedang dibahas,” ungkap General Manager Garuda Indonesia Branch Office Surakarta Hendrawan, Sabtu (3/3).

Rute ke Timur Tengah menjadi salah satu rute yang akan digemukkan. Rute tersebut adalah Solo-Jeddah, Arab Saudi. Garuda berencana menambah 3 flight di jalur ini. Penambahan flight akan dilakukan di fase summer schedule.

“Penambahan frekuensi akan dilakukan untuk rute Solo-Jeddah. Penambahan penerbangan dimulai pada akhir Maret nanti. Tata waktunya sudah diajukan ke Angkasa Pura I Adi Soemarmo,” terangnya. Rute tambahan ini akan dilakukan Selasa, Kamis, dan Minggu.

Menurut Hendrawan, poros Solo-Jeddah merupakan pasar yang cukup gemuk. Momentum di summer schedule ini pun ideal. Sebab, rute ini memiliki tingkat keterisian hingga di atas 90%.

“Semoga permohonan perizinannya bisa diterima. Kami ingin mengambil momentumnya, terutama di summer schedule itu. Sebab, untuk keterisiannya dengan pesawat berkapasitas 360 orang sudah cukup tinggi,” lanjutnya lagi.

Opsi lainnya adalah penambahan flight ke Asia Timur. Dua negara Asia Timur yang dianggap ideal terhubung ke Solo, adalah Jepang dan Korea Selatan. Rute ini direkomendasikan oleh Angkasa Pura I.

Kunjungan wisman asal Jepang dan Korea Selatan memang harus digenjot. Sebab sepanjang 2017, wisman asal Korea yang berkunjung ke Solo melalui Bandara Adi Soemarmo, hanya 22 orang.  Sedangkan jumlah wisatawan Jepang hanya 24 orang.

“Angkasa Pura I memang menginginkan rute ke Asia Timur. Kami masih melakukan kajian untuk buka rute ke sana. Pertimbangan paling mendasar tentu trafik. Kami mau saja melakukan penambahan rute ke Korea Selatan, Jepang, bahkan Tiongkok,” ujarnya.

Bagi pariwisata Indonesia, Tiongkok adalah pasar tergemuk. Potensinya terbesar dengan 1,9 Juta dan tumbuh 35,75%. Hanya saja, publik Tiongkok merasa nyaman berkunjung ke Bali. Jumlahnya mencapai 1,37 juta orang.

“Kami harus melihat potensinya lebih detail lagi. Kalau memang potensinya itu besar, tidak ada masalah membuka penambahan rute Solo ke Asia Timur dan Tiongkok,” kata Hendrawan.

Selain Asia Timur, Angkasa Pura I juga memberikan rekomendasi poros Australia. Pada 2017 lalu, 45 warga Australia yang berkunjung ke Solo via Adi Soemarmo.

Sebenarnya, bila acuannya kunjungan terbesar, pasar Malaysia adalah yang tergemuk. Total ada 4.932 wisman Malaysia yang berkunjung ke Solo.

Selain rute internasional, Garuda juga berupaya menambah frekuensi penerbangan domestik. Namun, poros penghubungnya masih dikaji. Dengan originasi Solo, Garuda saat ini sudah terhubung dengan Jakarta.

Dalam sehari, rute Solo-Jogja dilayani 5 flight. Hanya saja, dalam kondisi low season tingkat keterisiannya hanya 70%. Jumlah itu dihitung untuk kapasitas pesawat 162 orang.

“Frekuensi domestik yang terhubung ke Solo akan ditingkatkan. Sejauh ini kekurangan seat selalu dijual maksimal. Kami memang kerjasama dengan hotel dan travel agent melalui paket-paket wisata. Cara ini kami terapkan untuk mengatasi low season,” tuturnya.

Kota Solo sebelumnya cukup kreatif mengatasi problem low season ini. Mereka suskes menggelar Solo Great Sale sepanjang Februari. Responsnya juga sangat besar. Total transaksinya mencapai Rp533 miliar.

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga sepakat dedngan hal ini. Baginya, penerbangan poros Solo tetap menjanjikan.

“Solo ini sebenarnya market yang bagus dari berbagai aspek. Pertumbuhan wismannya di tahun 2017 mencapai 14,93%. Kami tetap menghargai kebijakan internal Garuda soal penambahan frekuensi rute. Namun, tidak ada salahnya berkomunikasi dengan market-market terbesar pariwisata,” pungkasnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co