Bangun Pariwisata Blora Butuh Kerjasama Banyak Pihak

09 Mei 2018 22:58

Sektor pariwisata di Kabupaten Blora terus digarap serius oleh Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar). Seluruh stakeholder pariwisata yang ada digandeng oleh institusi pemerintah ini.  Tahun 2018 ini, Dinporabudpar menargetkan kunjungan wisatawan di Kabupaten Blora mencapai 200 ribu orang.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinporabudpar Kabupaten Blora, Drs Kunto Aji, ketika menjadi pembicara dalam acara Bimbingan Teknik Pemahaman Branding Wonderful Indonesia dan Konten Marketing untuk meningkatkan Peran Pemasaran Pariwisata Bimtek ini duselenggarakan di Hotel Arra Kecamatan Cepu, Blora Senin (7/5)).

“Untuk mencapai target sebanyak itu, kami menggandeng seluruh stakeholder baik dari lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Blora, perusahaan swasta maupun masyarakat umum yang tergabung dalam kelompok sadar wisata atau pokdarwis,” ucap Kunto Aji.

Menurut Kunto Aji, pembangunan dan pengembangan daya tarik wisata tidak akan bisa maksimal jika dilakukan sendiri. Butuh kontribusi dari seluruh stakeholder yang ada untuk menggarap bersama dan fokus di beberapa daya tarik wisata.

“Kami akan susun beberapa paket wisata di Kabupaten Blora dengan potensi daya tarik wisata yang ada.” jelasnya.

Kunto Aji memaparkan, beberapa paket wisata yang akan digarap untuk Blora bagian timur.Dari Stasiun Cepu, wisatawan bisa diarahkan ke Wisata Haritage Loko Tour di Kecamatan Cepu, Kampung Samin Sambongrejo, Kedungpupur, Minyak Tua Desa Ledok Kecamatan Sambong dan kulinernya Lontong Opor Ngloram.

Sedangkan Blora bagian barat bisa ke Goa Terawang, kampung Durian, Kebun Buah Tunjungan, Waduk Tempuran, Rumah Sastra Pramoedya dan berkuliner Sate Blora.

“Sementara atraksi budaya seperti Seni Barongan dan Tayub Blora bisa dipertunjukkan sebagai hiburan wisatawan ketika berkunjung ke salah satu daya tarik wisata,” tambah Kunto Aji.

Sepakat dengan Bupati, Kepala Bidang Pariwisata, Dinporabudpar Heksa Wismanin menyatakan bahwa membangun industri pariwisata tidak bisa dilakukan sendirian. Ia menyontohkan, untuk mengembangkan potensi Bukit Cengklik Desa Bicak Kecamatan Todanan, harus ada bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum sebagai pihak yang membangun jalan. Kemudian untuk oleh-olehnya harus ada pendampingan dari Dindagkop UKM untuk melatih ketrampilan masyarakat setempat untuk membuka usaha kerajinan dan lainnya.

“Saat kami belajar ke Banyuwangi beberapa waktu lalu. Dinas Pariwisata disana hanya sebagai koordinator dan bekerja untuk mempromosikan daya tarik wisata. Sedangkan untuk pembangunan daya tarik wisata digarap bersama-sama dengan dinas terkait,” ujar Heksa Wismaningsih.

Khusus desa yang memiliki potensi daya tarik wisata, diminta untuk bisa ikut melaksanakan pengembangan dengan merencanakan pembangunan menggunakan dana desa. Disamping itu, bisa juga membentuk pengelolaan daya tarik wisata desa dalam bentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Nia Niscaya, hadir pula dalam kegiatan bimtek itu.  Nia  menyarankan agar Kabupaten Blora bisa segera melakukan branding pariwisata dan fokus menggarap beberapa daya tarik wisata unggulan yang unik dan menarik.

Menurutnya Kabupaten Blora memiliki banyak daya tarik wisata yang unik baik dari segi haritage yang dikenal sebagai daerah penghasil minyak sejak lama. Ditambah lagi dengan kuliner satenya yang enak, serta budayanya seperti Barongan dan Tayub.

“Jika itu semua bisa ditata dan dibranding dengan baik, bukan tidak mungkin kunjungan wisata ke Blora akan meningkat.” terangnya.

Sementara itu, Sekjen Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, Hery Margono menekankan pentingnya branding daya tarik wisata bagi suatu daerah. Ia mengajak seluruh stakeholder pariwisata yang hadir bisa turut aktif mempromosikan branding daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Blora. Diantaranya komunitas duta wisata Blora, Peguyuban Kakang Mbakyu (Pakamba), Generasi Pesona Indonesia (Genpi), Pokdarwis, Abipara, Asita, PHRI serta seluruh stakeholder yang ada.

“Tanpa adanya branding, maka wisatawan akan kesulitan mengenali potensi daya tarik wisata yang ada di daerah.” imbuhnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co