Wapada DBD, Tanah Datar Tingkatkan Kerja Jumantik

08 Maret 2019 12:57

Tanah Datar meningkatkan upayanya memberantas nyamuk untuk menekan terjangkiti penyakit demam berdarah (DBD) dengan cara menggencarkan program gerakan satu rumah satu Jumantik  (juru pemantau jentik).

Menanggapi fenomena perubahan cuaca di Tanah Datar yang cenderung banyak curah hujan, pemerintah daerah mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaanya atas penyakit demam berdarah (DBD).

Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi mengeluarkan surat edaran Nomor 443/176 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Demam Berdarah. 

Penyakit demam berdarah dengue  masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini berkembang lewat perantara nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue (demam berdarah). 

 “Pemerintah daerah menghimbau seluruh masyarakat untuk melakukan PSN di lingkungan kantor dan tempat tinggal masing-masing,” kata Kabag Humas Sekdakab Tanah Datar,  Syahril, Kamis (7/3). 

Mengingat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di air yang tergenang, perlu dilakukan tindakan 3 M Plus. 

“Tindakan 3 M Plus yang perlu dilakukan adalah menguras, menutup rapat, mengubur, dan menghilangkan semua potensi genangan ataupun tempat penampungan air di lingkungan masing-masing,” ucap Syahril 

Sementara itu 3 M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, mengatur ventilasi dan cahaya dalam rumah, mengurangi kebiasaan menggantung pakaian terlalu lama dan lainnya. 

 “Bila ada keluarga ataupun masyarakat yang mengalami demam tinggi, segera lakukan pemeriksaan ke petugas kesehatan, Puskesmas atau Rumah Sakit,” ujar Syahril.

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Tanah Datar akhir-akhir ini muncul, setidaknya selama Januari kemarin terjadi 24 kasus DBD. Meski belum dapat dipastikan, namun satu dari jumlah tersebut meninggal dunia. 

Pihak Dinas Kesehatan Tanahdatar masih menyelidiki kasus tersebut untuk memastikan kematian korban benar karena DBD atau tidaknya.

Kepala Dinas Kesehatan Tanah Datar Yesrita mengungkapkan, wilayah Kecamatan Limakaum merupakan wilayah paling banyak kasus DBD, diikuti beberapa wilayah kecamatan lainnya. 

"Yang paling penting dilakukan adalah PSN (pemberantasan sarang nyamuk plus menguras, menutup, dan menimbun menjadi upaya Dinas Kesehatan untuk mencegah DBD," ucap Yesrita. 


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co