GenPI.co - Buang jauh-jauh pikiran bahwa novel The Queen’s Gambit hanya bercerita tentang permainan catur yang tampak menjemukan bagi sebagian orang.
Sebab, novel thriller psikologis karya Walter Tevis ini menawarkan cerita pertandingan antara rasionalitas manusia dengan dorongan alam bawah sadarnya untuk menghapus pikiran.
BACA JUGA: Saat Teknologi Kuantum Merenggut Hidupmu dengan Cara Mengerikan
Medan pertempurannya tak terdeskripsikan dengan jelas, karena pertandingannya terjadi di dalam pikiran sang karakter utama, Elizabeth “Beth” Harmon.
Dorongan alam bawah sadar yang berusaha dilawan Beth adalah kecanduannya pada obat-obatan dan alkohol.
Hal ini disadarinya akibat praktik panti asuhan yang secara rutin memberikan obat untuk menjaga ketenangan anak asuhnya.
Pikiran Beth secara terus-terusan diserbu rasa kesepian dan inferioritas yang ekstrim. Mungkin, justru alam bawah sadar Beth yang menjalani peran antagonis dalam novel ini.
Sementara itu, kekuatan positif dalam cerita ini adalah kecerdasan Beth dalam bermain catur. Dia mempelajari permainan itu dari petugas kebersihan panti asuhan.
Tak lama kemudian, Beth sudah hafal variasi permainan dari buku Modern Chess Openings dan menemukan kesalahan strategi dalam permainan seorang maestro catur Paul Morphy.
Saat Beth tumbuh dewasa, dirinya menjadi lebih kuat dan mulai memenangkan turnamen grandmaster.
Namun, semakin aktif dirinya bermain catur, semakin dirinya kecanduan rasa menang hingga tak dapat menerima kekalahan.
Kadang-kadang kejeniusan Beth tampak menang, tetapi sikap menghancurkan diri sendiri bisa mengambil alih dia di lain waktu.
BACA JUGA: Novel Inferno: Upaya Dramatis Pencegahan Virus Mematikan di Dunia
Rasa penasaran akan siapa yang memenangi pertempuran dalam pikiran Beth itulah yang akan membuat kalian terus membalikan buku sampai ke halaman terakhir, walaupun tak tahu apa-apa soal catur.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News