Bunga Bangkai dari Sumatra Mekar di Minnesota, Namanya Chauncy. So Sweet

19 Maret 2019 09:54

Universitas Minnesota di Amerika Serikat mengumumkan kepada warga di bagian Minnesota, bahwa bunga bangkai di area koleksi mereka segera mekar. 

Bagian terbaiknya adalah, warga bisa datang ke kampus Universitas Minnesota untuk melihat serta membaui sendiri bunga terbesar di dunia ini.

Mereka mengumumkan kabar gembira ini pada 14 Maret 2019. Konservatorium milik Fakultas Ilmu Biologi Universitas Minnesota akan dibuka untuk umum mulai pukul 09.00 sampai 21.00 selama bunga bangkai mekar. 

Daya tarik bunga bangkai terletak pada ukuran dan baunya. Bunga bangkai tingginya mencapai 2,5 meter –3 meter, beberapa bahkan tumbuh sampai setinggi 5 meter. 

Baca juga: Warga Panik Mencium Bunga Bangkai

Lalu aromanya yang menyengat seperti bau daging yang membusuk. Aroma yang memberi bunga raksasa ini nama bunga bangkai. Walau berbau menyengat, bunga bangkai menraik perhatian.

 “[Bunga bangkai] adalah benda koleksi yang sangat beharga bagi setiap taman botani di seluruh dunia.” ujar kurator di konsevatorium Universitas Minnesota Lisa Philander. 

Saking beharganya, mereka memberi nama bunga bangkai dalam koleksi mereka, Chauncy.

Bunga bangkai dengan nama latin Amorphopallus titanium dan merupakan tanaman endemik di Sumatra bagian selatan, terutama di Bengkulu. 

Menurut lembaga konservasi dunia, bunga bangkai dalam status terancam punah. Kepunahannya akibat habitat tumbuh mereka telah diubah menjadi perkebunan dan pemukiman. 

Warga yang merasa terganggu dengan baunya, juga kerap memotong bunga dan daunnya. Usaha untuk melindungi bunga ini dilakukan pemerintah melalui PP No. 7/ 1999.

Bunga bangkai sangat beharga dan menjadi kebanggan berbagai taman botani di dunia, bahkan Kebun Raya Bonn menjadikan bunga bangkai sebagai logo mereka. 

Traveler jangan mau kalah, bunga bangkai dapat dilihat di Kebun Raya Cibodas di desa Cimacan, Cianjur, Jawa Barat. Traveler bisa juga berangkat langsung ke Bengkulu dan melihat lamgsung bunga bangkai di habitat aslinya di alam.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Robby Sunata

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co