GenPI.co - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian meminta pembelajaran jarak jauh (PJJ) harus segera dilakukan penelitian secara berkala dan berbasis evidence.
Hal tersebut agar diketahui dampak baiknya maupun buruknya di masyarakat, sehingga selanjutnya dapat diambil kebijakan yang tepat.
BACA JUGA: Nih, Kepsek yang Wajibkan Semua Siswi Berjilbab! Simak Ucapannya
Selain itu, diharapkan juga ada evaluasi setelah suatu kebijakan diterapkan.
Ini disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) secara virtual dengan Badan Penelitian Pembangunan dan Perbukuan (Balitbangbuk) Kemendikbud RI dan beberapa lembaga penelitian.
“Dari kebijakan yang diterapkan, kita juga perlu mengukur bagaimana dampak riilnya. Apakah kebijakan itu efektif, dan hal-hal apa yang perlu diperbaiki,” ucap Hetifah dalam keterangannya, Kamis (21/1/2021) lalu.
Lebih lanjut, wakil rakyat dari Dapil Provinsi Kalimantan Timur itu mengajak seluruh elemen masyarakat bahu-membahu membantu proses formulasi kebijakan yang lebih baik.
“Kita dapat sampaikan ke Balitbangbuk, apa saja kira-kira data yang belum ada dan perlu digali. Saya mengharapkan organisasi yang ada di masyarakat turut berperan, karena masalah yang kita hadapi tidak sederhana.” kata Hetifah.
Sementara, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) lebih menyoroti aspek psikologis peserta didik dalam keberjalanan PJJ saat ini.
Komisioner KPAI, Retno Listyarti menerangkan sata ini banyaknya siswa yang merasa stres, bahkan sempat terjadi beberapa kasus bunuh diri terkait PJJ.
BACA JUGA: Heboh! Mbak You Diramal Bakal Meninggal di 2021
Tercatat berdasarkan data KPAI dari 1.700 responden yang disurvei, 77,8 persen mengaku kesulitannya adalah tugas yang menumpuk.
Kemudian, 37,1 persen responden mengeluhkan waktu pengerjaan tugas yang sempit, sehingga membuat siswa kurang istirahat dan kelelahan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News