Para Insan Pers Harus Sadar Wisata

02 April 2019 10:18

GenPI.co - Jurnalisme sangat menentukan iklim pariwisata di sebuah negara.  Karena itu, untuk membuat sebuah berita terkait pariwisata diperlukan data yang aktual. 

Setiap insan pers juga harus sadar wisata. Jika muncul kesadaran tersebut, berita-berita  tidak disajikan dengan cara yang menakutkan. Dengan begitu tidak timbul keresahan di hati masyarakat sebagai mengonsumsi berita. Pemberitaan yang tidak menakutkan juga membuat pelancong tak segan datang berkunjung.

Hal tersebut diungkapkan oleh Agus Sudibyo, Penulis Buku Ramah Jurnalisme dalam Focus Group Discussion (FGD) Jurnalisme Ramah Pariwisata yang ditaja Serikat Media Siber Indonesia (SMSI). Diselenggarakan di Tanjung Lesung Resort, Pandeglang, Banten, Senin (1/4), acara ini diikuti sekitar 100-an wartawan dan komunitas GenPI Banten.

"Perlu data yang aktual, jangan sampai salah memberikan keterangan. Sekali itu dilakukan, pariwsata akan merugi karena turis enggan datang," tegas Agus.

Agus mengimbau para awak media bisa menambahkan ide tentang potensi wisata saat memberitakan sebuah isu. “Bisa ditambahkan keindahan-keindahan di sekitarnya," paparnya.


Dari kiri: Auri Jaya (Ketua SMSI), Suprato (Wakil Sekjen PWI Pusat), Guntur Sakti (Kepala Biro Komblik Kemenpar) dan Agus Sudibyo (Penulis Buku Jurnalisme Ramah Pariwisata)

Hal senada juga dikatakan oleh Wakil Sekjen PWI Pusat Suprapto. Ia  menambahkan, kerja seorang wartawan tidak lepas dari tiga langkah."Ada verifikasi, klarifikasi dan konfirmasi," ujarnya.

Suprapto juga menambahkan untuk membuat suatu berita, pers juga harus menunjukkan keberpihakan kepada kesejahteraan rakyat  "Salah satunya adalah melalui dukungan pengembangan pariwisatanya, dan ramah SEO.  Misal,   lima destinasi wisata selain pantai di Banten," tutupnya.

FGD Jurnalisme Ramah Pariwisata sendiri adalah komitmen SMSI untuk menciptakan iklim pemberitaan yang mendukung pengembangan pariwisata di Indonesia. FGD ini juga dimaksudkan untuk meminimalisir hoax-hoax yang kerap beredar di masyarakat.

Auri Jaya Ketua SMSI mengatakan, para wartawan juga dituntut untuk ramah pariwisata. Hal ini ejawantakan oleh SMSI sebagai pengelola media dengan membuat sebuah panduan meliput berita-berita tentang bencana.

“Harus dibedakan media konvensional dan media sosial. Kita bergerak dengan rambu-rambu kode etika yang jelas. Tidak begitu halnya dengan media sosial yang bergerak tanpa aturan,” tegas Auri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co