GenPI.co - Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menjelaskan bahwa sebenarnya pelaku terorisme yang berada di sekitar masyarakat sangat banyak.
“Presentasenya memang rendah, nol koma sekian. Tapi kalau dikali 270 juta manusia, jumlahnya juga ribuan, kan,” katanya dalam video di kanal YouTube Refly Harun, Senin (5/4).
Menurutnya, para teroris itu memiliki latar belakang organisasi bermacam-macam, termasuk yang berkiblat ke ISIS.
BACA JUGA: 26 Terduga Teroris ISIS dan JAD Sulawesi Dipindahkan ke Jakarta
"Simpatisan ISIS di Indonesia itu besar. Ribuan orang, kira-kira. Sebagian sudah bisa bergabung ke Suriah," ujarnya.
Sutiyoso memaparkan bahwa salah satu cara yang digunakan para simpatisan ISIS untuk pergi ke Timur Tengah adalah dengan alasan melakukan ibadah umroh.
"Tapi di sana transit saja, setelah itu langsung ke Suriah," paparnya.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu menjelaskan bahwa modus tersebut akhirnya tercium oleh aparat kepolisian, sehingga mempersulit para simpatisan ISIS di dalam negeri.
"Para simpatisan yang belum berangkat itu akhirnya jadi susah. Apalagi, ada pandemi ini, jadi makin terhambat," jelasnya.
Walhasil, para simpatisan ISIS yang belum berangkat ke Suriah akhirnya hidup berdampingan dengan masyarakat Indonesia.
BACA JUGA: Brigjen Rusdi Blak-blakan Soal Teroris, FPI Dibikin Terpojok
Selain itu, mantan anggota ISIS yang masih hidup jauh dan pulang ke Indonesia lebih berbahaya daripada yang belum sempat pergi ke Suriah.
"Ini yang paling berbahaya, karena mereka punya kemampuan penyamaran hingga merakit bom. Bayangkan mereka membaur dengan masyarakat dan bahkan anak-anak kita," kata Sutiyoso.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News