Corona: Perusahaan China Mulai Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan!

19 Februari 2020 14:38

GenPI.co - Semenjak merebak Desember 2019, korban yang terjangkiti virus corona terus bertambah. Korban meninggal sudah lebih dari 2.000 orang, dan seluruhnya ada di China.

Semua pihak menjadi khawatir, apalagi virus ini juga mulai menjangkiti korbannya di negara luar China.

Ternyata kekhawatiran akan penyakit mematikan ini, juga telah menekan bisnis di China.

Seperti halnya dialami seorang karyawan bernama Mark Xia. Setelah liburan Imlek,  rumah produksi video Shanghai tempat dia bekerja menyuruhnya mengambil cuti tiga bulan tanpa bayaran.

Alasannya, bisnis di China lesu karena wabah virus corona.

Saat ini, Xia sedang mencari pekerjaan paruh waktu, setelah perusahaan menolak permintaannya untuk membayar setengah dari gaji bulanannya selama penangguhan. Perusahaannya juga tidak memberinya pilihan, selain mengundurkan diri.

"Saya mengerti kondisi arus kas perusahaan yang sedang sulit," kata karyawan berusia 25 tahun tersebut.

Selain Xia, dikabarkan saat ini banyak warga China yang kehilangan pekerjaannya di tengah wabah virus corona yang telah menewaskan lebih dari 2000 orang dan menginfeksi lebih dari 72.000 orang.

Wabah virus corona memicu pembatasan perjalanan dan pengetatan aktivitas masyarakat. Akibatnya banyak bisnis tutup dan pasokan barang serta jasa terganggu.

Akibatnya, banyak perusahaan kecil menghadapi krisis keuangan, karena kurangnya pesanan.  

Sebanyak 34 persen atau sekitar 1.000 perusahaan kecil dan menengah mengatakan kondisi bisnisnya yang hanya mampun bertahan selama satu bulan, dengan kondisi arus kas saat ini. 

Survei terbaru dari Universitas Tsinghua dan Universitas Peking juga mengungkapkan, sepertiga kalangan pebisnis skala kecil mengatakan mereka bisa bertahan selama dua bulan, dan 18 persen lainnya mengatakan mereka bisa bertahan selama tiga bulan.

Hal ini memaksa perusahaan memberhentikan pekerja, atau mengurangi gaji pegawai agar bisa bertahan.

Adanya kenaikan angka pengangguran ini, menimbulkan tantangan besar bagi para pemimpin China utuk bisa segera memulihkan kondisi ekonomi di negara tersebut.

Tentunya apa yang akan terjadi di China, bisa memengaruhi pertumbuhan ekonomi global juga. Mengingat China adalah negara di dunia, yang selama ini mencatatkan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia.

"Mungkin ada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal," kata Wang Jun, Kepala Ekonom Zhongyuan Bank yang berbasis di Beijing, China.

Ia mengemukakan dampak virus saat ini bukan lagi dibandingan dengan wabah SARS atau Mers pada 2002-2003.

"Saya pikir, lebih tepat untuk membandingkan dampak saat ini dengan krisis global," ujar Wang Jun. (*/ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co