Tips Mengatur Keuangan Biar Irit di Tengah Wabah Corona

25 Maret 2020 14:37

GenPI.co - Wabah virus corona mengubah kehidupan sebagian besar masyarakat di Indonesia turut berdampak pada kondisi ekonomi. Ada orang-orang yang masih mendapatkan gaji dengan besaran normal di tengah krisis, tapi ada pula yang pemasukannya berkurang drastis.

Perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie dalam video live di Instagram bersama psikolog Analisa Widyaningrum, memberikan tips bagaimana mengatur keuangan di tengah pandemi COVID-19.

BACA JUGA: Pemprov DKI Siapkan 2 TPU Khusus Pasien Corona yang Meninggal

Menurut Prita, virus corona berdampak besar bagi mereka yang penghasilannya terhalang akibat pembatasan sosial, misalnya dokter yang mengandalkan pemasukan dari praktik atau pemilik restoran yang sepi pengunjung karena orang berdiam diri di rumah.

Hal penting yang harus dilakukan adalah mengevaluasi penghasilan yang didapat selama wabah virus corona masih tersebar. Catatlah besaran penghasilan yang didapat secara rapi.

Pekerja lepas bisa mengevaluasi aset yang mereka punya dalam bentuk uang hingga perhiasan emas. Hitung juga pemasukan dari proyek-proyek yang sudah dikerjakan.

Kemudian, buat hitung pengeluaran apa saja selama tiga bulan ke depan. "Ada pengeluaran wajib, ada pengeluaran kebutuhan," kata Prita, Rabu (25/3).

Pengeluaran wajib yang dia maksudkan adalah cicilan, uang sekolah anak hingga gaji untuk asisten rumah tangga. Sementara pengeluaran kebutuhan bisa disesuaikan dengan kondisi, seperti uang untuk makan. Dalam situasi sulit, setiap orang bisa menyesuaikan menu agar pengeluaran lebih irit.

BACA JUGA: Sedih, Tim Medis Pasien COVID-19 Ditolak Pulang Sama Tetangga

Yang patut diingat adalah mengetahui mana prioritas. Aturlah pengeluaran sesuai dengan kesanggupan. Jangan berfoya-foya saat pemasukan terbatas.

"Selama tiga bulan, yang sifatnya keinginan tunda dulu karena kita tidak punya kemewahan untuk membeli keinginan. Fokusnya kewajiban dan kebutuhan," tandasnya.

Jika besaran pengeluaran lebih besar dari penghasilan, selisihnya bisa diatasi dari tabungan atau dana darurat.

"Kalau tidak yakin bagaimana penghasilan, mau tidak mau harus ada penyesuaian gaya hidup," ujar dia.

Prita menyarankan untuk membagi pendapatan menjadi tiga, yakni untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan serta hiburan.

BACA JUGA: Duh, Nia Ramadhani Pamer Paha

Di masa seperti ini, sebaiknya alokasikan 70 persen pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari termasuk membeli produk sanitasi untuk menjaga kebersihan dan sisanya dimasukkan ke dalam tabungan.

Bila punya banyak cicilan, evaluasi lagi mana barang yang memang betul-betul diperlukan. Jika dirasa tidak terlalu penting, lebih baik dijual agar ada pemasukan.

"Kalau kita punya cicilan, artinya belum ada uang untuk membeli barang itu. Kalau tidak ada penghasilan, tidak bisa dipertahankan gaya hidup seperti itu," kata Prita. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co