Perlunya Efisiensi Biaya Operasional Kendaraan bagi Pelaku Usaha

14 Juni 2020 09:50

GenPI.co - Menyambut aktivitas ekonomi di situasi new normal, lalu lintas transportasi logistik diperkirakan akan kembali produktif seperti sebelum periode karantina. 

Hal ini seiring para pelaku usaha yang mulai menjalankan kembali kegiatan operasional dan bisnis dengan menerapkan protokol kesehatan. 

BACA JUGAThe New Normal dari Kacamata Keuangan

Selain beradaptasi dari aspek kesehatan, salah satu antisipasi krisis yang dilakukan para pelaku usaha ialah efisiensi biaya produksi pada aktivitas bisnisnya. 

Langkah efisiensi tersebut dapat diterapkan pada aspek transportasi sebagai bagian penting dalam manajemen rantai pasok dan logistik usaha.

Pentingnya menganalisa kembali Biaya Operasional Kendaraan (BOK) bagi kendaraan niaga seperti truk, cargo, dan container.

Umumnya Biaya Operasional Kendaraan dikelompokkan menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).

Salah satu unsur biaya tidak tetap yang paling utama adalah konsumsi bahan bakar, konsumsi oli, dan pemakaian ban pada kendaraan. 

National Sales Manager Truck and Bus Radial (TBR) PT Hankook Tire Sales Indonesia, Ahmad Juweni, menyampaikan bahwa pemakaian ban termasuk dalam biaya tidak tetap dalam operasional kendaraan.

Namun, tetap ada sejumlah perhitungan dan strategi yang dapat dilakukan pelaku usaha untuk menghemat biaya operasional kendaraan sejak tahap perencanaan biaya.

“Biaya ban sering kali tidak begitu dianggap berpengaruh pada biaya operasional karena biasanya pelaku usaha hanya memperhitungkan harga beli ban saja. Padahal, dengan strategi pemilihan produk dan penghitungan biaya yang tepat, sangat berpengaruh terhadap efisiensi biaya operasional kendaraan," katanya dalam keterangan resmi.

Menghitung biaya penggunaan ban dapat dilakukan dengan satuan cost per kilometer (CPK) sebelum memutuskan membeli ban, yaitu harga satu unit ban dibagi jarak tempuh (kilometer) perjalanan yang ditargetkan.

Kemudian, akan diperoleh biaya per kilometer untuk satu ban yang nantinya dikali dengan jumlah ban pada kendaraan tersebut.

“Setelah kita mendapatkan forecast CPK, selanjutnya kita cermati lagi fitur-fitur pada ban agar kita bisa mendapatkan jarak tempuh yang paling maksimal. Karena fitur tersebut akan menentukan kualitas performa ban, juga usia ban,” ungkap Ahmad.

Ahmad memprediksi biaya ban memakan sekitar 20-25% dari proporsi biaya operasional kendaraan secara keseluruhan yang mencakup bahan bakar, oli, suku cadang dan biaya perawatan kendaraan lainnya.  
Guna menghadirkan produk yang sejalan dengan kepentingan para pelaku usaha yang mengandalkan manajemen logistik dalam aktivitas bisnisnya, pada akhir tahun 2019 lalu Hankook Tire meluncurkan produk ban TBR (truck and bus) AH30.

Produk ini merupakan inovasi terbaru sebagai penyempurnaan dari produk AH85 yang sudah bertahun-tahun mempunyai reputasi yang sangat baik.

Selain perhitungan biaya penggunaan ban yang dibahas sebelumnya, strategi manajemen perawatan ban juga penting untuk dipahami.

Kurangnya perbaikan tindak lanjut dan kerusakan yang tidak terduga pada ban dapat mengakibatkan biaya perbaikan yang tinggi.

Karena juga dapat berdampak terhadap peningkatan downtime, munculnya masalah keterlambatan layanan terhadap pelanggan, kerusakan muatan, biaya derek, dan perbaikan lainnya.

Perawatan ban dapat dipetakan mulai dari perawatan untuk pencegahan (preventive maintenance), perawatan rutin (regular maintenance), dan perawatan atas kerusakan (breakdown maintenance).

BACA JUGA5 Kiat Mengelola Keuangan Bersama untuk Modal Nikah

Seluruh tahapan perawatan ini difasilitasi oleh Hankook Tire melalui layanan purna jual bagi para pelanggan. Upaya ini dilakukan Hankook Tire guna mendukung efisiensi biaya operasional yang diinginkan pelanggan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co