Perisai Ojol: Ahli Transportasi Beri 1001 Pertanyaan, Kenapa Ya?

23 Juni 2020 00:47

GenPI.co - Di masa new normal, armada ojek online (ojol) saat ini ada yang melengkapi diri dengan membuat pembatas bak perisai yang menempel di bagian punggung pengemudinya.

Yaitu berupa partisi plastik, untuk memastikan bahwa penumpang dan pengemudi tetap berjarak selama masa new normal.

Namun pengamat atau ahli transportasi masih punya “1001” pertanyaan terkait model dan bahan baku dari perisai pelindung bagi pengemudi dan penumpang ojol ini.

BACA JUGA: Rezeki di Juli 2020 Berdasarkan Shio, Siapa Nih Paling Moncer?

“Sebaiknya , pemerintah menahan dulu pengoperasian ojek daring membawa penumpang dengan menggunakan perisai (shield) yang belum mendapatkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dari instansi yang berkompeten,” kata Djoko Setijowarno, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat dilansir dari rilisnya, Minggu (21/6/2020).

Dia berharap agar pemerintah dan penyedia jasa angkutan umum diharuskan memberi perhatian secara khusus pada dua aspek utama. 

Pertama, aspek keselamatan transportasi. Kedua, memberi perhatian yang tinggi pada aspek kesehatan, baik bagi pengemudi maupun penumpang agar tidak terjadi penularan virus corona (covid-19).  Hal ini juga termasuk pada ojek daring.

Karena tak mungkin menerapkan ketentuan jaga jarak, ada yang berinsiatif untuk merancang suatu penyekat atau shield bak perisai, yang memisahkan antara pengemudi dan penumpangnya. 

BACA JUGA: Prediksi IHSG Pekan Depan, Saham KLBF dan ISAT Direkomendasi

“Namun bagaimana bentuk, ukuran, dan bahan dasar pembuatan penyekat tersebut masih menjadi pertanyaan. Mampukah penyekat tersebut menciptakan rasa aman, (dan menjamin) selamat bagi pengemudi dan penumpang, serta seberapa besarkah tingkat kemampuan penyekat tersebut mencegah penularan covid-19?,” kata Djoko, seorang pengamat atau ahli bidang transportasi.

Apalagi, ujarnya, sepeda motor memiliki risiko kecelakaan dengan tingkat fatalitas paling tinggi dibandingkan dengan sarana angkutan yang lainnya. 

Oleh karenanya, dalam hal ini dinilai perlunya Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memberikan tanggapan terhadap wacana perisai ojol, memperbaiki ide yg saat ini telah dikembangkan oleh pihak aplikator dari sudut keselamatan.

Hal yang perlu diperhatikan dari perisai tersebut adalah, pertama, terkait desain aerodinamis. Apakah dapat meminimalisir penularan virus  melalui kontak fisik langsung,  penyebaran percikan liur (droplet) jika kedua pihak ada yang bersin atau batuk.

Pertanyaan lainnya terkait desain aerodinamis, apakah perisai yang dirancang tersebut tidak mengganggu keseimbangan atau gaya aerodinamis kendaraan saat berjalan. 

Bentuk perisai saat tak digunakan (foto: Antara)

“Oleh sebab itu, desainnya perlu dibuat lengkung di atasnya dan diberi penambahan lengkung pada sisi kanan kirinya,” ujar Djoko.

Kedua, adalah pertimbangan crashworthiness atas segala kemungkinan, apakah shield tersebut tidak akan melukai baik pengemudi maupun penumpangnya. 

Oleh sebab itu, ungkap Djoko, material shield selain ringan dan kuat, juga harus dibuat dari benda yang jika pecah tidak menjadi benda tajam, dan disekitarnya diberi lapisan karet pelindung. 

“Untuk itu, KNKT menyarankan agar desain perisai (shield) diuji coba terlebih dahulu dengan memperhatikan aerodinamika dan crashworthiness,” papar Djoko.

Djoko mengemukakan, pada usulan desain KNKT, agar perisai dibuat lengkung dan penambahan pada sisi kanan dan kirinya. Dengan begitu, aliran udara pada saat sepeda motor melaju dapat mengikuti gerak aerodinamika dan tidak menjadi hambatan. 

Selain itu jika pengemudi bersin, maka droplet akan mengikuti aliran udara dan tidak mengenai penumpang di belakangnya. 

Kewajiban pemerintah, tambahnya, agar mengutamakan keselamatan dan kesehatan bagi pengemudi dan penumpang ojek daring agar tidak tertular virus corona. 

Untuk itu MTI berharap pemerintah menahan dulu pengoperasian ojek daring membawa penumpang dengan menggunakan perisai non-SNI.

“Ketimbang nantinya muncul klaster baru dari pengoperasian ojek daring,” kata Djoko. (*)


Perisai rata (kiri) dan perisai melengkung (kanan) (sumber: MTI)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co