GenPI.co - Para pencinta denim pasti tahu brand Pot Meets Pop (PMP) yang dibuat oleh Hendry Sasmitapura. Brand clothing lokal ini banyak mendapat apresiasi, karena mampu menembus pasar Amerika.
Co-Founder PMP, Hendry Sasmitapura pun menceritakan awal mula dirinya mendirikan brand clothing-nya dalam Fashion Talks Nusantara Fashion Festival (NUFF) 2020 yang bertajuk “The Rise of Local Denim”.
BACA JUGA: Tips Dari Co-Founder Darahkubiru Agar Produk Cepat Sold Out
Rupanya, ide untuk membuat PMP berawal dari kegalauannya mencari peluang pekerjaan. Saat itu, Hendry baru saja lulus kuliah di Kuala Lumpur Metropolitan University College, Malaysia.
“Waktu lulus kuliah, pas lagi nyari peluang usaha, akhirnya gue mutusin bikin jeans lokal dengan kualitas bagus tapi harganya jauh di bawah brand luar,” kata Hendry, Jumat (14/8).
Nama Pop Meets Pop sendiri diambil Hendry dari sebuah buku tentang Cannabis, yang menceritakan era 60-70an.
Ia merasa terinspirasi dari buku tersebut, dan memutuskan untuk mengambil salah satu nama sebagai brand clothing miliknya.
“Kenapa pakai nama itu, supaya era 60-70an bisa terulang lagi, tapi dalam cara yang legal,” tuturnya.
Dengan modal Rp 50 juta, Hendry membangun merek PMP dan meluncurkan empat jeans pria dan empat jeans perempuan.
Uniknya, PMP menggunakan bahan laken yang bisa dibuat berbagai macam warna untuk bagian patch.
Hendry juga menceritakan bagaimana dirinya berusaha menembus pasar Amerika. Ia mengaku, butuh usaha keras untuk membuat usahanya tembus ke pasar internasional.
“Customer luar masih belum tahu seputar produk Indonesia. Jadi butuh effort banget,” jelas Hendry.
Hendry pun mencoba peruntungan dengan mendaftarkan produknya ke Badan Ekonomi dan Kreatif (Bekraf) untuk bekerjasama dengan brand Urban Outfitters dari Amerika Serikat.
Tak disangka, brand AS tersebut tertarik untuk bekerja sama dengan PMP.
BACA JUGA: Bisnis Jeans Lokal Ternyata Tak Begitu Terdampak Pandemi, Asal…
Alhasil, PMP bersama empat merek streetwear lokal lainnya mewakili Indonesia di ajang Agenda Show di Long Beach, Amerika Serikat pada pertengahan tahun 2018 lalu.
Sejak saat itu, produk PMP pun ikut dipasarkan di situs online Urban Outfitters
“Sekarang kan memang pasarnya baru ada di online. Tapi penjualannya udah mulai besar sih,” kata Hendry.
Tak hanya itu, Hendry juga membawa produknya ke Kuala Lumpur, dan diluncurkan di sana dengan harga berkisar Rp 400.000-500.000.
Penjualan PMP pun dilakukan secara online melalui blogspot, serta dimasukkan ke sejumlah toko di Malaysia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News