Mycotech Ubah Jamur Jadi Barang Fesyen Ramah Lingkungan

19 September 2020 10:30

GenPI.co - Terinspirasi dari jamur, CEO & Co-Founder Mycotech Adi Reza Nugroho berhasil menciptakan sejumlah barang fesyen dan bahan bangunan dari jamur.

Dalam acara webinar Innovative Design Based On Local Resources" IFCA 2020 Adi Reza menjelaskan bagaimana jamur bisa menjadi sebuah bahan fashion yang ramah lingkungan, Kamis (17/9).

BACA JUGA: Pasti Tak Percaya! Khasiat Jamur Ampuh Lawan Diabetes

Sebelum menjabarkan pemaparannya, Adi Reza memamerkan beberapa produk yang dia buat dari kulit jamur, yakni sarung paspor, tali jam tangan yang dia pakai, dan dompetnya.

“Performa bahan dari kulit jamur dompet ini sangat baik. Selama 2 tahun tidak ada sobek yang parah dan ketika saya gores tidak ada strechmark. Bahkan, saat kena air pun tidak jadi masalah dan kembali lentur ketika kering,” ujarnya.

Menurut sebuah penelitian yang dia dapatkan, kulit yang terbuat dari jamur tersebut mudah terurai dengan tanah hanya memerlukan waktu sekitar 50 minggu. Jika dibandingkan dengan kulit hewan (sapi), baru bisa terurai sekitar 500 minggu.

BACA JUGA: Ekstrak Jamur dan Emas Ampuh Cegah Penuaan Dini

Hal ini yang menyebabkan kulit dari jamur sangat ramah lingkungan. Pasalnya, seperti yang diketahui semua pihak, produk fashion merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar yang menyebabkan pencemaran lingkungan.

“Banyak perusahan tekstil yang memproduksi kulit dengan kualitas bagus, tapi tidak bisa dijual ke luar negeri karena ada peraturan di negara tertentu yang terkait limbah,” lanjutnya.

Material kulit yang diproduksi dari UKM di Indonesia, berasal  dari industri rumahan yang tidak punya wadah untuk membuang limbah cairnya. Ini menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan di sekitar tempat produksi.

Sementara itu, jamur ini  merupakan salah satu material yang ramah lingkungan dan tidak berbasis hewan. 

Jadi bisa jadi alternatif, agar produsen fesyen di Indonesia tidak harus membunuh binatang dan bisa melakukan secara vertical farming yang sangat cepat.

“Kalau dibandingkan dengan animal leather, proses pembuatannya sangat cepat hanya 60 hari. Konsumsi airnya juga lebih sedikit, dan dari segi performa menyerupai kulit sapi,” pungkasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co