GenPI.co - Bertani dengan metode hidroponik kini makin tren di kalangan masyarakat perkotaan, karena bisa dilakukan di lahan sempit dan menghasilan sayuran lebih sehat.
Untuk itu, Muhammad Yusuf mencari peluang dengan memulai bisnis bertani hidroponik. Hal itu, berkaca permintan sayuran dari bertani hidroponik pun sangat diminati.
BACA JUGA: Ratusan Ribu Pegawai Restoran Jadi Pengangguran Akibat PSBB Ketat
Apalagi, akibat pandemi covid-19 dirinya harus kehilangan pekerjaan. Untuk itu, harus kreatif mendapatkan pemasukan lain di tengah masa-masa dengan ketidakpasatian saat ini.
Dengan bermodal Rp 60 juta, ia mulai bertani hidroponik di lahan depan rumahnya.
"Tahu hidroponik sudah sejak lama, tapi baru lima bulan terakhir mulai menjalani sebagai bisnis dengan modal Rp 60 juta mendapatkan 6 instalasi sampai 3.000 lubang," jelasnya.
Padahal, Yusuf berlatar belakang seorang IT, berkat kerja keras dan kemauan ingin belajar yang tinggi, tangan dinginnya mampu bertani hidroponik.
"Banyak belajar terpenting keinginan dan niat yang kuat,"jelasnya.
Kini Yusuf sudah merakan kenikmatan berbinisnis hidroponik. Hal itu, karena tinggi permintaan sayuran di tempat kian meningkat.
"Perbulan bisa mendapatkan Rp 15 sampai Rp 20 juta dari hidroponik dan nutrisi sayuran yang kami jual" ujarnya.
Akan tetapi, bukan hanya hal manis saja yang Yusuf rasakan, suka dukanya turun menemaninya saat berbisnis hidroponik.
"Dukanya kalau terkena hama, mau nggak mau langsung panen walaupun belum waktunya. Kalau sukanya, bisa mengamati perkembangan tanaman setiap harinya," jelasnya.
BACA JUGA: Awas, 3 Perilaku Orang Tua Bisa Berdampak Buruk Pada Anak
Untuk pemasaran, sayuran hasil panen di Adin Farm nama bisninya, sudah menyasar ke pasar swalayan dan memiliki pelanggan tetap.
"Pedagang kaki lima dan masyarakat sekitar sudah menjadi langganan tetap kami," imbuhnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News