GenPI.co - Selama pandemi virus corona (covid-19), sektor pariwisata di ikut terpuruk. Tak terkecuali pariwisata di Sulawesi Selatan.
Kegiatan pariwisata hingga pemberdayaan, mau tak mau ikut terbengkalai akibat pandemi.
BACA JUGA: Bersepeda dan Musik, Hobi Favorit Pemilik Orchid Forest Cikole
Pasalnya, saat pandemi masyarakat dianjurkan untuk lebih banyak berada di rumah.
Melalui webinar Pengembangan Digitalisasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Era New Normal, Kabid Pengembangan Sumberdaya Pariwisata Sulawesi Selatan, Bruno S. Rantetana mengatakan telah melakukan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok sadar wisata.
“Pemberdayaan yang kami tangani ada dua, yakni pemberdayaan masyarakat melalui kelompok sadar wisata dan pengembangan wisata yang dilakukan sekelompok masyarakat yang berdomisili di destinasi,” ujarnya, Senin (28/9/2020).
Lebih lanjut, Bruno menjelaskan masyarakat yang ada di satu destinasi memberdayakan potensi dirinya. Mereka mengelola sendiri destinasi pariwisata sehingga menghasilkan suatu kegiatan.
BACA JUGA: 3 Wahana Favorit di Orchid Forest Cikole, Wajib Dicoba, Guys!
Selain itu, pengembangan desa wisata sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan sekelompok masyarakat yang berdomisili di suatu destinasi, dan memang punya potensi untuk bisa dijadikan potensi wisata.
“Ketika ada covid-19 apa yang kami lakukan terhenti total mulai dari Maret, tetapi saat ini kami melakukan penyampaian melalui media,” lanjutnya.
Pada era new normal ini, sejumlah destinasi pariwisata di Sulawesi Selatan tetap aktif, dan menerapkan protokol kesehatan.
“Kami berusaha tetap eksis tapi menggunakan protokol kesehatan. Kalau kegiatan pariwisata berhenti, maka dampaknya kasihan tenaga kerja dan kejahatan juga akan marak terjadi,” pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News