Menggali Sisi Lain Minum Jamu Ala Acaraki

GenPI.co - Jamu memang identik dengan minuman obat tradisional, dengan rasa yang pahit, berbau rempah-rempah dan terkesan kuno. Citra tersebut inilah yang ingin diubah oleh Acaraki dengan menjajaki sisi lain jamu.

Hal itu disampaikan oleh Owner Kafe Acaraki Jony Yuwono dalam Webinar “Success Story Pelaku Usaha di Masa Pandemi” yang berlangsung pada Jumat (27/11).

BACA JUGA: Jamu Kunyit Asam, Harga Meriah Tapi Bikin Jokowi Bugar dan Sehat

“Kata jamu itu berasal dari Jawa Kuno, yakni jampi atau usodo. Artinya ialah doa dan kesehatan,” kata Jony.

Salah satu permasalahan jamu ialah minimnya apresiasi. Jony menyebut masyarakat masih enggan meminum jamu lantaran rasanya yang pahit.

Alasan tersebut dianggap tidak masuk akal bagi Jony. Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir ini tren minum kopi sedang naik.

“Apa bedanya kopi dengan jamu, kan, sama-sama pahit?” kata Jony.

BACA JUGA: Laku Keras, Jamu Antibodi di Tengah Pandemi Covid-19

Jony lalu melakukan riset dan menemukan fakta bahwa kopi berbeda dengan jamu dalam hal cara menikmatinya.

“Kopi dinikmati melalui lidah dan hidung. Itulah kenapa cara meminum kopi diseruput. Tujuannya untuk bisa menikmati kombinasi rasa di lidah dan aroma di hidung,” kata Owner Acaraki.

Jony pun juga temukan bagaimana cara meminum teh, matcha, wiski, anggur dan lainnya.

“Pengalaman pribadi kita saat minum jamu bagaimana? Hidungnya pasti ditutup. Ketika saya coba menggunakan dua indera tersebut, ternyata benar jamu tak sepahit yang dibayangkan,” katanya.

Lebih lanjut, dia mendapatkan fakta lain bahwa kencur dari dua daerah berbeda bisa menghasilkan rasa yang berbeda pula. Itu artinya, jamu tidak jauh dengan kopi.

Dia pun mulai meniru apa yang dilakukan oleh industri kopi. Dalam artian, jamu yang ada di Acaraki bisa diseduh menggunakan teknik-teknik kopi, seperti v60, aeropress, cold drip dll.

“Dari sana kita mulai didatangi media-media dari lokal sampai internasional. Bahkan kami sempat diundang ke Jepang untuk melakukan demo,” ujar Jony. (*)