GenPI.co - Kaum milenial di Indonesia saat ini menjadi target pasar utama para pebisnis daring. Hal ini tentu tak terlepas dari beberapa fakta perihal digitalisasi di Indonesia.
Kegiatan jual beli secara daring atau e-commerce memiliki potensi yang lebih besar untuk dilakukan saat ini.
BACA JUGA: Solusi Utama bagi Pelaku UMKM agar Tidak Layu Sebelum Berkembang
Bahkan, industri usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bertahan selama pandemi covid-19 adalah mereka yang sudah melakukan digitalisasi dalam penjualan dan operasional sehari-hari.
“Indonesia memiliki populasi sebesar lebih dari 270,6 juta orang dan pengguna internet kita sebanyak lebih dari 175,4 juta orang,” kata Senior Business Development KoinWorks Muh. Mirzan dalam Webinar “Cash Flow Lancar, Bisnis Online Makin Cuan”, Kamis (26/11/2020).
Bahkan, 60 persen masyarakat Indonesia menggunakan telepon genggam pintar dengan daya beli sebesar 5,17 persen.
Sementara itu, penduduk Indonesia dari generasi milenial yang berusia 20 sampai 34 tahun berjumlah sekitar 90 juta dan sebesar 98,2 persen menggunakan telepon genggam pintar.
“Karenanya, target utama bisnis online itu adalah pembeli milenial,” kata Mirzan.
Para pebisnis pemula bisa memulai usaha dengan menjual barang yang dicari oleh semua orang dan mudah didistribusikan, seperti makanan beku dan sembako.
Tapi, tak memungkinkan untuk membuka usaha daring di bidang lain, seperti penjualan alat rumah tangga dan fesyen.
Mirzan mengatakan bahwa besarnya potensi digitalisasi UMKM tak akan bermanfaat jika para pelaku bisnis masih melakukan beberapa kebiasaan buruk.
“Para pelaku UMKM cenderung menyatukan keuangan pribadi dengan bisnis,” jelasnya.
BACA JUGA: Karya Kreatif Indonesia 2020 Tampilkan Keunikan Produk UMKM Jabar
Lalu, lanjut Mirzan, melakukan bisnis tanpa perencanaan berkelanjutan juga akan membuat usaha seseorang tidak akan bertahan lama dan hanya sedikit menghasilkan untung. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News