GenPI.co - Saat dunia masih bergelut dengan pandemi, Crazy Rich Surabaya Alexander Tedja justru melakukan ekspansi bisnis besar.
Melalui PT Pakuwon Permai dia mengakuisisi dua mall besar milik grup Duniatex.
BACA JUGA: Shio Berzodiak Hoki, Takdirnya Jadi Pengusaha Sukses
Akuisisi terhadap Hartono Mall Yogyakarta dan Martono Mall Solo beberapa waktu lalu itu bernilai fantastis. Total transaksinya mencapai Rp 1.359 miliar.
Tidak mengherankan jika namanya sering muncul di daftar orang terkaya Indonesia versi Majalah Forbes.
Rekor tertingginya berada di posisi ke-16 pada 2018 silam dengan nilai USD 1,6 miliar.
Dilansir dari berbagai sumber, Alexander Tedja lahir di Medan pada 22 September 1945.
BACA JUGA: Nekat Lepas Jabatan General Manager, Yoris Jadi Pengusaha Sukses
Menginjak usia 75 tahun, dia masih aktif mengembangkan gurita bisnisnya.
Dia memang dikenal sebagai raja properti Indonesia. Namun, rintisan bisnis awalnya justru dimulai dari dunia film.
Pada 1972 konglomerat ini membuat PH film bernama PT ISAE Film.
Tak kurang dari 10 tahun, Tedja sudah bisa membangun dua PH film lain, yakni Menara Mitra Cinema Corp pada 1977 dan PT Pan Asiatic Film pada 1991.
Di sela-sela bisnis perfilmannya mulai moncer, Tedja mulai melirik bisnis properti.
Dia mendirikan PT Pakuwon Jati Tbk pada 1982 yang kini telah menjadi Pakuwon Group.
Kejeliannya dalam melihat peluang bisnis patut diacungi jempol. Hal itulah yang mengantarkannya di titik sukses sekarang ini.
Tedja melihat fenomena orang Surabaya kelas menengah ke atas yang berbondong-bondong ke Jakarta hanya untuk pergi ke Mal. Kekosongan pemain mal di Surabaya itu lantas diisi oleh Tedja.
Dia membeli tanah di Jalan Basuki Rahmat yang kemudian dijadikan Plaza Tunjungan I.
Sejak saat itu, gurita bisnis Alexander Tedja mulai tumbuh kemana-mana. Pada 2007, dia mencaplok saham PT Artisan Wahyu sebesar 83,3 persen.
PT Artisan Wahyu sendiri merupakan pengembang superblok Gandaria City di Jakarta.
Superblok di Jakarta Selatan itu terdiri dari pusat perbelanjaan ritel atau mal, perkantoran, apartemen, hingga hotel. Salah satu superblok lain juga ada di Kota Kasablanka.
Sementara itu, perusahaan pribadinya Pakuwon Group juga memiliki superblok yang tersebar di berbagai kota. Mulai dari superblok Bekasi, Surabaya, dan Tunjungan City.
Akuisisi dua mal besar di Yogyakarta dan Solo baru-baru ini akan menambah deret panjang gurita bisnis Alexander Tedja.
Sulit rasanya bagi pengusaha lain untuk mengejar portofolio retail dan mal milik Pakuwon Group ini.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News