Usaha Menjanjikan, Jahid Banting Setir Bisnis Sablon Kaus

11 Januari 2021 08:50

GenPI.co - Mujahid Dhiyya Uddin Hanif yang akrab di sapa dengan nama Jahid, sukses menjalani bisnis printing dan sablon kaus. 

Berawal dari keisengan dan dukungan dari orang tua, ia berhasil menembus omzet Rp 10 juta dalam sebulan.

BACA JUGAKisah Fatima, Mahasiswi yang Sukses Rintis Kafe di Tengah Pandemi

“Awalnya iseng-iseng, lalu ayah saya order kaus olahraga untuk salah satu SMP. Dari sana saya mulai mengerjakan orderan sablon sedikit demi sedikit,” ujar Jahid kepada GenPI.co, Jumat (8/1/2021).

Ia juga mengatakan bahwa dalam perjalanannya belajar selama 1 tahun secara otodidak dalam menyablon. Karena kurang percaya diri, dia pun kursus untuk menyablon di daerah Pamulang.

“Saya belajar pertama kali di Jaya Warna Sablon selama 3 hari. Setelahnya saya mulai percaya diri dan mulai mengunggah beberapa hasil sablon saja ke media sosial. Akan tetapi, makin ke sini banyak teknik baru yang diorder oleh banyak orang,” ujar Jahid.

BACA JUGABerawal Dari Buka Kedai Depan Kuburan, Kini Omzetnya Gila-gilaan

Setelah satu tahun, tingkat kepercayaan dirinya pun mulai turun. Pada akhirnya Jahid kembali kursus di Bandung untuk menunjang pekerjaan.

“Saya membangun binsis ini sejak tahun 2016, sebelumnya saya bekerja di bengkel motor. Saya menjalankan binsis ini karena menjanjikan ke depannya,” ujar Jahid.

Menurut Jahid, berbinsis di bidang printing tidak terlalu sulit dan sedikit rumit. 

Sebab, sebelum menyablon, minimal harus bisa dan menguasai photshop dan corel draw. 

Selain itu, harus mengerti juga tool untuk proses memisahkan warna sablon untuk menjadi klise atau film hitam putih yang digunakan dalam penyablonan.

“Paling banyak saya pernah mendapat orderan 4.000 kaus, akan tetapi saya tetap mengerjakan juga dalam orderan yang sedikit. Bahkan 12 kaus pun saya kerjakan,” kata Jahid.

Jahid mengaku bermodalkan Rp 500 ribu dengan membeli alat yang paling sederhana. 

Namun, saat ini Jahid mengakui pandemi virus corona (covid-19) ikut memengahui usaha dan menekan omzet.

“Sebagian konveksi dan sablon bahkan ada yang sampai gulung tikar karna saking enggak ada ordernya hampir 1 tahun belakangan ini. Soalnya semua order dari EO sekolah atau komunitas membatalkannya,” ujar Jahid. (*)

Kesibukan di bengkel sablon Jahid (foto: SC IG @sablon_dikitayuk)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co