Rontokkan Hati Ibu-ibu muda, Dimas kini Kipas-kipas Rezeki

22 Januari 2021 08:50

GenPI.co - Selama 10 tahun Dimas bekerja di agensi periklanan. Hal itu tentu membuatnya tahu betul bagaimana menentukan sasaran pasar, serta strategi membuat usaha sukses.

Ia menerapkannya di bisnis donat premiumnya, yang ia beri nama Kalis.

BACA JUGASempat Diejek S2 Cuma Jual Abon, Kenny Kini Kipas-kipas Rezeki

Dimas mengisahkan perjalanan bisnisnya, dan diunggah di YouTube  iDEE Live.

Setelah lulus sarjana di salah satu kampus yang ada di Surabaya, Jawa Timur, Dimas memiliih bekerja di Jakarta.

Ternyata waktunya terkuras untuk bekerja, dan Dmas beserta anak dan istri pindah ke Yogyakarta.

Saat di Yogyakarta, kondisi menyebabkan ia terkena PHK.

Mencoba kembali melamar pekerjaan belum ada rezeki, ia pun mulai berbisnis.

Awalnya menjalankan bisnis sebagai reseller sejumlah produk. Akhirnya ia memilih untuk membuat dan menjual donat.

Hal itu tercetus, karena saat ia berada di kafe merasakan paling asyik minum kopi ditemani kue. Salah satu pendamping yang menjanjikan adalah donat.

Ia mulai dengan belajar membuat donat yang berbeda dari yang ada, baik tekstur, rasa, dan penampilan.

BACA JUGABisnis Jastip Dida Icha Banjir Cuan Di tengah Pandemi Covid-19

Dengan mempelajari sejumlah resep pembuatan donat di YouTube, juga mencari info dari sejumlah chef, akhirnya Ia mendapat rumus racikan donat yang enak.

Ia kemudian menentukan target utama konsumen. Ia memutuskan membidik para ibu muda. Alasannya, ibu muda masih banyak melakukan pertemanan dan suka belanja.

“Target ibu muda. Sudah punya anak, masih bergaul (bisa beli donat) untuk teman, (saat) keluar kota. Akhirnya ibu muda target market. (Lainnya) ikutin saja,” kata Dimas.

Untuk cepat dikenal, Dimas pun berusaha mendapatkan  perhatian para blogger.

“Ada nyantol satu, beauty blogger,” kenang Dimas.

Di saat pandemi, Dimas tak berhenti berinovasi. Misal, soal rasa donatnya, juga membuat desain kemasan yang bisa dikirim ke luar Yogyakarta.

Pertimbangannya, karena sejumlah konsumen asal Jakarta dan Semarang kangen dengan donatnya, dan ingin bisa dikirimi donat.

Selain desain kemasan, ia pun membuat frozen donat, sehingga bisa dinikmati konsumen di luar Yogyakarta.

Kini Dimas mengatakan bisa menjual 2.000 donat perhari, dengan omzet sekitar Rp 17 juta.

“Dulu jual 30-50 donat saja sudah senang banget. Target maksimal 200. Sekarang aku bisa jual 2.000 donat (per hari), ungkap Dimas.

Di awal usahanya, Dimas juga tak terpikir bisa menjual donat di outlet modern dan bergengsi.

Ketika itu ia berharap donatnya bisa dititipkan ke sejumlah gerai kopi.

“Tapi ditolak, karena donatku kegedean. Kalau makan cepat kenyang. Akhirnya aku bikin toko sediri, dan kini sudah 15 (toko lain yang ikut menjual donat) agar coffee shop mereka ramai,” kata Dimas. (*)

Outlet donat Kalis yang keren (foto: SC IG kalisdonuts.id)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co