Wong Solo Milenial, Buat Tempe Kreatif di Bali, Pelanggannya Bule

02 Februari 2021 11:15

GenPI.co - Berawal menyelesaikan kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua Bali, Benny Santoso kini lanjut usaha tempe kreatif di Pulau Dewata.

Saat kuliah, ia memutuskan untuk memperdalam kreativitas sajian tempe.

BAC JUGA: Awalnya di Kebun Imut Kini Jual Aglaonema ke NTT Rp 750 Ribu/Pot

Ketika itu ia mengusulkan tempe rasa keju, dan bawang putih. Untuk yang rasa keju, produksinya berhasil. Tidak demikian halnya dengan bawang putih. Semua itu ia lakukan selama 6 bulan.

Setelah lulus kuliah, dia pun yakin untuk menjalankan usaha tempe yang tak seperti biasanya.

"Nanti tempe ini akan aku jadi usaha," katanya kepada rekannya di kampus seperti diunggah di YouTube Bali Foodie.

Ia pun memilih merek iniTempe Bali, dari singkatan innovate new idea with tempe

Berlokasi di Ubud, wong Solo ini mulai memproduksi tempe kembali.

BACA JUGADari Hobi Jadi Hoki, Sari Raup Untung dari Bisnis Lidah Mertua

Namun, 25 kg kedelai yang ia jadikan tempe gagal semua.

Setelah terus berusaha, ia akhirnya berhasil. Konsumen pertamanya adalah seorang bule yang menjadi tetangganya.

Diusulkan agar ia tak cuma membuat tempe, tapi bentuk lainnya.

Akhirnya tercetus lah membuat kue kering berbahan tempe, dan berhasil.

Foto: SC YouTube Bali Foodie

Untuk menjadi sukses, ia mengemukakan ada empat modal yang wajib dimiliki.

Pertama, jangan melulu mencari cuan, tapi terus belajar untuk meningkatkan kualitas produk.

Kedua, memiliki ilmu dasar. Seperti halnya ia yang sekolah di STP.

Ketiga, harus bertemu banyak orang untuk menambah pengalaman.

Keempat, modal usaha di awal bisnis jangan terlalu besar, karena masih belajar.

“Modal awal aku Rp 5 juta, beli mesin kedelai dan kedelai. Pinjam orang tua,” ujar Benny.

Kini, bisnisnya telah mendapatkan pelanggan dengan cara menjualnya secara online.

Selain itu, Benny yang berusaha di Bali, juga menyasarkan orang bule.

Ia juga menerima para bule, untuk bisa melihat cara produksi tempe, dan pengalaman menampi kedelai yang membuat mereka bahagia.

Targetnya, ingin merambah pasar domestik dan dunia dengan produksi tempe kreatif yang dihasilkannya.

Namun, kini ada tantangan lain, yaitu pandemi virus corona (covid-19).

Pria yang tahun ini berusia 25 tahun, meyakini jika semua masalah akan dilalui.

Saat produksi tak maksimal di kala pandemi, ia mengambil hikmah untuk bisa “sedikit santai”, dan menggunakan waktu yang ada untuk meningkatkan kemampuan guna mendukung bisnis tempenya.

“Aku percaya badai pasti berlalu,” ujar Benny. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co