Anak Kampus Bisnis Kedai Kopi, Pelanggannya Kebanyakan Mahasiswa

11 Februari 2021 09:50

GenPI.co - Memulai karier sebagai barista di sebuah warung kopi, kini Andrian buka tempat sendiri dengan nama Ndelic House.

Kedai kopinya berokasinya di Gambiran GG Gambir Sari 89B RT 37 RW 10, Umbulharjo, Yogyakarta,.

BACA JUGARezeki Wedang Uwuh, Keluarga Tegal Ini Siapkan Bisnis 3 Generasi

Setelah enam bulan lamanya berkarier sebagai penyeduh kopi, hasrat ingin membuka sendiri pun akhirnya muncul.

“Sudah punya rencana untuk buka sendiri tetapi alat-alat saya masih jauh dari kata cukup, dan mulai menabung dari gaji nge-shift di warung kopi orang,” ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (9/2/2021).

Diluar alasan tersebut, Andrian mengaku sebelumnya niat untuk membuat warung kopi sendiri, saat berbicang dengan rekan di burjo atau warung bubur kacang hijau.

Racikan kopi di Ndelic House (foto: SC IG @ndelic.house)

Ketika memiliki waktu luang, ia mempelajari bisnis kopi sambil membuka kedai sendiri.

BACA JUGABroken Home, Mau Beli Rumah ke Mama, Nadya Kini Pengusaha Sukses

Ndelic House (foto: SC IG @ndelic.house)

“Ada obrolan tipis tipis di burjo, karena kegiatan kampus hanya sampai siang hari walaupun ada juga yang sampai sore. Akhirnya ngobrol dan bahas masalah kopi,” ujarnya.

Andrian juga melakukan bisnis ini, karena ingin melanjutkan ilmu yang telah dia dapat selama menjadi penyeduh kopi di warung orang.

“Sayang saja ketika saya memutuskan untuk keluar dari warung sebelumnya dan tidak menyentuh kopi sama sekali, kelamaan ilmu tersebut akan hilang,” ujar Adrian.

Dengan bermodalkan sekitar 20 juta rupiah, Andrian berhasil mendapatkan omzet sekitar lima juta rupiah per bulan dengan stabil. 

Akan tetapi, dia mengaku cukup mendapat tantangan karena pandemi covid-19 terjadi, hanya tak lama berselang ia membuka kedai kopinya.

Pasalnya, Ndelic House buka pada Desember 2019. 

Baru saja buka 3 bulan, lalu  tutup dari akhir Maret 2020 hingga akhir agustus 2020. 

“Jadi 5 bulan waktu kosong kami coba maksimalkan dengan pemasukan seadanya di bulan sebelumnya, untuk perkembangan tempat,” uajr Andrian.

Dia mengaku hingga kini pasar untuk warung kopinya masih seperti biasa. 

Sebab perkuliahan berjalan online dan banyak mahasiswa yang masih berada di kampung, sehingga tidak bisa mampir ke warung kopinya.

“Harga untuk segelas kopi dibawah Rp 14 ribuan dan akan coba dinaikin di kemudian hari. Harga segitu, (karena) kami tidak ingin memberatkan kantong mahasiswa,” pungkasnya. (*)

Suasana Ndelic House sebelum pandemi (foto: SC IG @ndelic.house)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co