GenPI.co - Sejumlah harga kripto berguguran atau mengalami tekanan, termasuk Bitcoin yang bahkan berada di kisaran USD 42 ribu.
Dilansir dari laman coinmarketcap, Sabtu (25/9/2021), pukul 10.05 WIB, dalam sepekan antara lain harga Bitcoin turun 11,1 persen, Ethereum 15,02 persen, dan Binance Coin 13,66 persen.
Dilansir dari laman coinvestasi, dikemukakan jika kondisi tersebut dipicu bayang-bayang tapering yang akan dilakukan Bank Sentral AS atau Amerika Serikat (Federal Reserve).
Tapering adalah kegiatan perubahan kebijakan moneter untuk mengubah jumlah uang beredar dan sekaligus mengubah nilainya.
Jika terjadi tapering, maka dapat membuat perubahan dalam nilai aset berisiko, termasuk kripto.
Pasalnya, dikemukakan jika dolar AS menguat maka pasar kripto berpotensi turun.
Namun dikemukakan, pergerakan koreksi tersebut dapat memberi kesempatan bagi investor untuk membeli beberapa kripto yang dinilai potensial.
Karena dapat membuat potensi beli di harga yang relatif murah.
Sebelumnya, CEO Indodax Oscar Darmawan menanggapi Bitcoin yang mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir.
Dia mengatakan, jika kondisi tersebut sebenarnya merupakan hal yang wajar terjadi terharap aset kripto.
"Naik turunnya harga aset kripto didasari oleh hukum permintaan penawaran dan tren beritanya apakah lagi positif atau pun negatif," ucap Oscar di Jakarta, Rabu (23/9/2021).
Oscar menjelaskan penurunan aset tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan para investor lantaran akan kembali mengalami tren positif.
Sebab, kata dia, tren peningkatan Bitcoin bisa berubah dengan cepat sehingga kalangan investor tidak perlu khawatir rugi. (*/coinvestasi)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News