GenPI.co - Mayoritas perdagangan aset kripto amblas berada di zona merah pada Senin (6/12). Hal itu dampak dari Black Friday banyak trader menangis.
Berdasarkan Indodax, bitcoin (BTC) juga melemah 0,06 persen ke USD 48.953 per koin. Kemudian, binance coin (BNB) minus 2,2 persen ke USD 548,12 per koin.
Kendati begitu, beberapa kripto lainnya berhasill di zona hijau. Seperti Ethereum (ETH) menguat 1,39 persen ke USD 4.157 per koin.
Lalu, tether (USDT) naik tipis 0,04 persen ke US$1 per koin. Kemudian, USD coin (USDC) menguat 0,02 persen ke USD 0,99 per koin dan polygon (MATIC) melejit 2 persen ke USD 1,96 per koin.
Menurut data Coinglass, pasar Bitcoin mengalami total likuidasi USD 1,3 miliar, dengan USD 735 juta dilikuidasi dalam long BTC pada penurunan ini.
Penurunan ini pun menghentikan dua bulan kondisi bullish Bitcoin sejak 29 September, di mana BTC melonjak lebih dari 63 persen untuk mencapai tertinggi sepanjang masa US 67,602 pada 08 November.
Namun, banyak analis Bitcoin termasuk TechDev tunjukkan tren serupa dengan aksi harga Bitcoin untuk setiap tahun.
Berbagai asumsi bermunculan mengenai penyebab market koreksi berada di zona merah, beberapa di antaranya karena varian baru virus Covid-19 bernama Omicron yang mulai menyebar ke berbagai negara.
Pada saat yang sama Federal Reserve akan menaikkan suku bunga untuk mencegah inflasi yang meningkat.
Selain itu ada pula asumsi bahwa exchange melakukan leverage reset, karena banyak trader yang melakukannya sehingga bursa tidak bisa mendapatkan keuntungan karena perlu membayar profit.
Dugaan leverage reset bisa terlihat di data pendukung, ini adalah rasio antara open interest (posisi futures yang dibuka) dengan jumlah kripto yang ada di exchange.
Namun perlu jadi perhatian seluruh penyebab market koreksi Sabtu lalu hanya asumsi semata yang sejauh ini belum semuanya bisa dibuktikan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News