GenPI.co - Pasar aset kripto kembali kebakaran menyusul berlanjutnya tren bearish.
Investor tampak melakukan akumulasi jual sehingga mayoritas aset kripto terjun bebas.
Hal ini juga menandakan pelaku pasar mengalihkan modalnya ke aset yang tak berisiko seperti logam mulai hingga dolar Amerika Serikat (AS).
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengindikasikan melakukan pengetatan kebijakan moneter untuk menghadapi inflasi.
Bank sentral Amerika Serikat (AS) itu kemungkinan besar menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 50 basis poin.
Sikap hawkish The Fed praktis membuat pasar keuangan bergejolak, termasuk merembet ke aset kripto.
Data Coinmarketcap, Sabtu (23/4) pukul 15:54 WIB menunjukkan, kapitalisasi pasar (market cap) aset kripto global melorot 2,19 persen menjadi USD 1,8 triliun.
Sebagian investor juga ambil jeda di tengah tren bearish aset kripto sehingga volume perdagangan mengalami penurunan.
Volume perdagangan aset kripto global anjlok 28,31 persen menjadi USD 77,50 miliar.
Dominasi Bitcoin (BTC) juga kembali turun. Kini, koreksi dominasi BTC mencapai 0,23 persen menjadi 40,38 persen.
Dari sisi harga, BTC kembali ke bawah level USD 40.000, atau tepatnya USD 39.669.
Aset kripto dengan market cap terbesar itu anjlok 1,92 persen dengan kinerja sepekan terakhir ambrol 1,78 persen.
Hal yang sama juga terjadi dengan Ethereum (ETH). Aset kripto dengan market cap terbesar kedua ini turun 1,30 persen menjadi USD 2.966.
Dalam sepekan terakhir, Ethereum mencatatkan pelemahan besar ketimbang BTC, yaitu 2,28 persen.
Sementara itu, Binance Coin (BNB) tampak paling lebih baik karena hanya mengalami koreksi tipis.
Koin besutan pedagang kripto Binance itu merosot 0,65 persen menjadi USD 405.
Dari daftar 10 teratas berdasarkan kapitalisasi pasar, Avalanche (AVAX) menjadi top loser karena turun paling tajam.
Aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar kesepuluh itu melemah 3,77 persen menjadi USD 73,96.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News