Kripto Jadi Primadona Investasi orang Indonesia

11 Juni 2022 21:00

GenPI.co - Sebuah riset terbaru mengungkap aset kripto menjadi salah satu portofolio investasi dari banyak investor ritel di Asia, termasuk Indonesia.

Penelitian Accenture menyebutkan setengah atau 52 persen dari investor asia memiliki aset digital dalam bentuk stablecoin, NFT maupun crypto funds selama kuartal I/2022.

Accenture mengatakan survei dilakukan dengan lebih dari 3.200 klien di seluruh China, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

BACA JUGA:  Figur Hebat Belum Tentu Bisa Menjadi Presiden, Kata Guru Besar UI

Perusahaan mendefinisikan klien mereka sebagai investor kaya yang mengelola aset dapat diinvestasikan antara USD 100.000 atau sekitar Rp 1,4 miliar hingga USD 1 juta atau sekitar Rp14,5 miliar.

Rata-rata 7 persen dari portofolio koresponden yang disurvei, menjadikannya aset digital sebagai kelas aset terbesar kelima bagi investor di Asia.

BACA JUGA:  PSI Minta Pendukung Ganjar Pranowo Waspada, Nama Ahok Disebut

Menariknya, investor di Thailand dan Indonesia memiliki persentase aset digital terbesar dalam portofolio mereka dibandingkan dengan investor di negara lain.


VP Growth Tokocrypto Cenmi Mulyanto mengatakan hasil survei ini sebagai pembuktian bahwa para investor ritel sudah confidence dengan aset digital, seperti kripto, stablecoin, NFT dan lainnya.

BACA JUGA:  Cardano, Koin Kripto Masa Depan Bisa Kalahkan Bitcoin

Menurutnya, kripto sebagai aset digital kini sudah dilihat sebagai yang menjanjikan.

Meski, saham masih mendominasi portofolio investasi, lambat laun para investor diyakini akan mulai mempelajari aset kripto.

"Terjadi perubahan perilaku investor khususnya di kalangan anak muda yang mulai melihat kripto sebagai ruang baru yang menjanjikan," ujarnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Sabtu (12/6).

Menurut Cenmi, faktor yang mendukung berkembangnya perdagangan aset kripto di Indonesia salah satunya adalah penawaran balik hasil tinggi yang tidak kalah dengan instrumen investasi lainnya.

Namun, dia kembali mengingatkan investasi di sektor ini high risk, high return karena kondisi ekonomi yang kurang kondusif.

"Tidak mengherankan jika orang Indonesia mencari solusi keuangan alternatif untuk mempertahankan nilai tabungan mereka lewat kripto, walaupun mengandung risiko cukup tinggi," pungkasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co