GenPI.co - Rezim Taliban menangkap para penjual kripto di Afganistan. Pasalnya, bank sentral negara tersebut melarang terhadap mata uang kripto.
Diilansir Straits Times pada Sabtu (27/8/2022), tindakan keras itu terjadi setelah beberapa warga Afghanistan beralih ke cryptocurrency untuk menyimpan kekayaan agar tak ketahuan Taliban.
Kripto telah menjadi cara populer untuk memindahkan uang masuk dan keluar negara, yang ditutup dari sistem perbankan global karena sanksi yang ditujukan pada kelompok militan.
Afghanistan sekarang bergabung dengan China, yang menyatakan semua transaksi kripto ilegal pada September 2021.
“Bank sentral memberi kami perintah untuk menghentikan semua penukar uang, individu, dan pebisnis dari memperdagangkan mata uang kripto seperti Bitcoin,” kata Sayed Shah Saadaat, kepala investigasi kriminal di markas polisi di Herat.
Saadaat mengatakan 13 orang ditangkap, sebagian besar dibebaskan dengan jaminan.
Sementara, lebih dari 20 bisnis terkait kripto telah ditutup di Herat, kota terbesar ketiga di Afghanistan dan pusat perdagangan token digital.
Sedikitnya empat dari enam broker kripto di Afghanistan terletak di kota, sekitar 120 km dari perbatasan Iran.
Sebuah laporan tahun lalu oleh perusahaan riset blockchain Chainalysis menempatkan Afghanistan sebagai salah satu dari 20 negara teratas di dunia dalam hal adopsi penggunaan kripto. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News