GenPI.co - Menteri kuat Jokowi tengah waswas. Inflasi jumbo AS dinilai sangat membahayakan. Salah sedikit saja, semua bisa bawa petaka.
Itu diungkap Menkeu Sri Mulyani. Dia mengaku deg-degan. Segala kebijakan AS disebut bisa membuat dunia terguncang.
"Saat kita fokus memulihkan ekonomi dan menyehatkan APBN, lingkungan global tidak statis, risiko muncul dalam bentuk yang baru," ujarnya dalam Kick Off Sosialisasi UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan, Jumat (19/11/2021).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa AS saat ini sedang menghadapi inflasi di atas 6%.
Itu adalah inflasi tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Kondisi tersebut diyakini pasti akan menimbulkan implikasi dari kebijakan moneter dari Bank Sentral AS
Lonjakan inflasi AS diyakini akan mempengaruhi kebijakan fiskal negara tersebut.
"Mereka pasti akan dipaksa menginjak rem. Kalau Amerika ngerem, seluruh dunia ikut terguncang," katanya.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2021 mencapai 3,51% (year on year/yoy), tumbuh melambat jika dibandingkan dengan Kuartal II-2021 yang mencapai 7,07%. Keseluruhan tahun diperkirakan bisa mencapai 4%.
Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu yang dikhawatirkan Sri Mulyani. bisa memaksa Bank Sentral AS Federal Reserve (the Fed) mengubah kebijakan moneter atau yang dikenal dengan sebutan tapering.
Sri Mulyani terlihat khawatir. Apalagi ini bukan pertama kalinya terjadi.
Cerita yang sama pernah terjadi pada 2013 lalu, ketika pasar keuangan dalam negeri dibuat porak poranda akibat kebijakan tersebut atau disebut taper tantrum.
Walaupun Bank Indonesia (BI) meyakini dampak kali ini tidak akan separah dulu.
"Ini akan berdampak pada pengetatan moneter tahun-tahun ke depan. Ini harus kita waspadai," ujar Sri Mulyani.
Eropa juga turut memberikan ancaman. Terutama Jerman yang tingkat inflasinya juga melonjak tinggi, akibat kenaikan harga komoditas internasional dan gangguan rantai pasok.
Tak lupa juga China. Negeri yang dipimpin Xi Jinping tersebut sedang dilanda gangguan rantai pasok akibat gelombang baru covid-19.
"Jadi ini lingkungan kita waspadai sampai akhir tahun sampai tahun depan saat jaga ekonomi dan sehatkan APBN," paparnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News