Strategi LPDB-KUMKM Menyalurkan Dana Bergulir Tahun 2022

20 Januari 2022 22:19

GenPI.co - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) menargetkan penyaluran dana bergulir pada 2022 sebesar Rp 1,8 triliun.

Angka itu meningkat Rp 2 miliar dari tahun sebelumnya. Target tersebut terbagi dalam dua pola penyaluran, yakni pola konvensional sebesar Rp 900 miliar dan pola syariah sebesar Rp 900 miliar.

’’Dengan kenaikan target yang diberikan oleh pemerintah, tentu kami akan menjalankan berbagai strategi yang dapat mencapai target tersebut,’’ ujar Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo di Jakarta, Kamis (20/1).

BACA JUGA:  Pulihkan Ekonomi Melalui Berkah Ramadan Bersama LPDB-KUMKM

Supomo mengatakan, untuk mencapai target penyaluran dana bergulir tersebut, ada sejumlah strategi yang diterapkan.

Antara lain dengan melakukan transformasi bisnis proses, bekerja sama dengan badan layanan umum (BLU), serta melakukan venture capital approach.

BACA JUGA:  Tempati Kantor Baru, Satgas LPDB-KUMKM Jabar Makin All Out

Dari sisi penyaluran LPDB-KUMKM akan makin gencar melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis yang bekerja sama dengan pemerintah daerah.

Secara khusus, LPDB-KUMKM membidik dinas koperasi dan UKM provinsi/kabupaten/kota, terutama untuk wilayah-wilayah yang masih minim penyerapan dana bergulir.

BACA JUGA:  LPDB-KUMKM Kucurkan Rp 100 Miliar kepada KSP Balo Toraja

’’Kami juga terus melakukan transformasi untuk mewujudkan yang namanya transparansi, akuntabel. Contoh, cash management system, ridi online dan e-proposal. Itu semua dalam rangka efektivitas, transparansi dan akuntabel,’’ kata Supomo.

Pihaknya lebih intensif melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah dan dinas koperasi dan UKM di seluruh Indonesia.

Salah satu kerja sama ini adalah dengan melakukan sosialisasi penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM.

Pihaknya juga melaksanakan bimbingan teknis kepada koperasi-koperasi potensial di seluruh Indonesia untuk memberikan informasi terkait proses pengajuan proposal pembiayaan dana bergulir.

Supomo mengatakan, LPDB-KUMKM juga akan makin gencar mencari mitra baru.

“Selain memberikan dukungan perkuatan modal koperasi yang sudah menjadi mitra kami, kami juga akan mengoptimalisasi program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM,” ujar Supomo.

Menurut dia, strategi itu merupakan upaya menjaring mitra-mitra baru, khususnya pelaku UMKM yang nantinya akan diinkubasi untuk bergabung dalam wadah koperasi.

“Dengan demikian, ke depan bisa merasakan manfaat dari pembiayaan LPDB-KUMKM,’’ kata Supomo.

Dia menambahkan, LPDB-KUMKM juga akan terus melaksanakan program inkubasi melalui Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM yang akan dilaksanakan dengan delapan lembaga Inkubator sepanjang 2022.

Pihaknya juga melakukan venture capital approach. Menurut Supomo, pendekatan itu menjadikan LPDB-KUMKM tidak hanya memberikan kekuatan permodalan seperti perbankan, tetapi juga melakukan pembiayaan berdasarkan by design atau rencana kerja mitra yang akan dibiayai.

“Selain itu, LPDB-KUMKM juga masuk ke sisi pendampingan, hingga di fase akhir akan bekerja sama dengan offtaker yang nantinya memberikan kepastian pasar bagi produk-produk anggota koperasi yang menjadi mitra LPDB-KUMKM,” papar Supomo.

Model pembiayaan dengan skema venture capital approach itu merupakan bagian dari upaya peningkatan pembiayaan kepada koperasi sektor riil, mulai pangan, peternakan, perikanan, dan perkebunan.

“Harapannya, penyaluran dana bergulir di 2022 ini akan makin meningkat, wilayah sebaran penyaluran kami juga akan makin meluas terutama di daerah-daerah yang masih minim penyaluran,” kata Supomo.

Supomo menegaskan, pada 2022, penyaluran dana bergulir 100 persen masih fokus ke koperasi mitra LPDB-KUMKM.

Menurut Supomo, dengan fokus pembiayaan kepada koperasi, pembiayaan LPDB-KUMKM dapat menjangkau dan dirasakan para pelaku UMKM di seluruh Indonesia yang merupakan anggota koperasi.

’’LPDB-KUMKM fokus ke koperasi sebagai upaya menjangkau UMKM di seluruh Indonesia. Apabila melalui koperasi yang telah dibina dan diberi permodalan oleh LPDB-KUMKM, pada akhirnya koperasi dapat menjangkau usaha skala mikro, kecil dan menengah di daerah,’’ kata Supomo.

LPDB-KUMKM juga menargetkan penyaluran dana bergulir kepada koperasi sektor riil meningkat menjadi 40 persen dari jumlah koperasi yang disasar pada 2022.

Pada 2021 jumlah mitra koperasi yang mendapatkan pinjaman dana bergulir sebanyak 192 unit, di mana 25 persen merupakan koperasi sektor riil.

Pada 2020, total sektor riil hanya dua persen. Pada 2021, jumlahnya sudah 13,5 persen.

“Untuk jumlah koperasi sektor riilnya itu sudah hampir 25 persen dari 192. Untuk itu, tahun 2022 ditargetkan oleh Pak Menteri untuk sektor riil harus mencapai 40 persen. Namanya kami ditarget, kami akan berusaha semaksimal mungkin dengan berbagai macam strategi,’’ katanya.

Pihaknya mengharapkan para pelaku UMKM untuk bergabung dengan koperasi meningkatkan kapasitas usaha, meningkatkan daya saing, dan juga kemudahan akses permodalan.

’’Kami juga mengharapkan agar para pelaku UMKM di seluruh Indonesia bergabung dengan koperasi agar bisa mendapatkan manfaat dari dana bergulir LPDB-KUMKM yang kami salurkan kepada koperasi,” ujar Supomo.

Untuk diketahui, realisasi penyaluran dana bergulir pada 2021 mencapai Rp1,641 triliun.

Angka itu atau melebihi jumlah target pemerintah sebesar Rp 1,6 triliun. Perinciannya, pola konvensional sebesar Rp 813 miliar dan pola pembiayaan syariah sebesar Rp 828 miliar.

Supomo mengakui tahun ini merupakan tahun yang paling berat bagi LPDB karena ada PPKM darurat.

“Itu hampir tiga bulan kita tidak bisa apa-apa. Akan tetapi, dengan semangat yang luar biasa dari jajaran LPDB, akhirnya kami bisa mewujudkan target ini,’’ ucap Supomo.

LPDB-KUMKM juga menekan angka kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dari 1,24 persen menjadi 1,15 persen pada 2021.

Penyaluran dana bergulir dinilai sangat efektif membantu koperasi dalam menghadapi masa sulit akibat pandemi covid-19.

“Jadi, LPDB mempunyai kontribusi pada saat pandemi ini. Kehadiran LPDB di tengah para pelaku koperasi dan UKM itu ternyata bermanfaat. Kalau tidak bermanfaat, pasti koperasi itu akan macet,’’ ungkap Supomo. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Annissa Nur Jannah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co