GenPI.co - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengumumkan industri sawit masih menghadapi permasalahan dari sektor hulu sampai hilir yang berakibat pada kurang maksimalnya pendapatan.
Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS Sunari mengatakan, ada enam poin utama terkait tantangan yang dihadapi industri sawit nasional ke depan.
Pertama, produktivitas pohon sawit yang rendah.
"Pohon sawit didominasi oleh pohon yang sudah memasuki usia 20 tahun, sehingga perlu dilakukan peremajaan," ujar Sunari dalam Forum Wartawan Spesialis Hari Pers Nasional (HPN) 2022, Senin (7/2).
Kedua, keterampilan para petani sawit nasional perlu ditingkatkan.
Pasalnya, selama ini pendapatan para petani masih bersumber dari penjualan Tandan Buah Segar (TBS).
"Sebagai agen perubahan, petani harus punya keterampilan yang baik, sehingga pendapatan mereka bisa meningkat," ungkapnya.
Ketiga, kualitas benih sawit yang masih kurang baik.
"Kualitas rendemen TB masih rendah. Kualitas benih yang baik tentu akan menghasilkan produk olahan yang baik pula," tuturnya.
Keempat, kurangnya sarana prasarana di industri sawit, terutama pada pengolahan, penyimpanan, dan transportasi.
"Hal tersebut berdampak pada biaya produksi yang tinggi dan memberatkan para petani," paparnya.
Kelima, petani sawit nasional masih bertumpu pada penjualan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO).
"Perlu adanya pengembangan pasar untuk menyerap hasil produksi yang terus meningkat," ujarnya.
Keenam, kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit, baik pada pasar dalam maupun luar negeri.
"Industri sawit masih diserang dengan isu kesehatan dan lingkungan. Di sinilah peran pers dalam melakukan kampanye yang lebih baik untuk industri kelapa sawit," imbuhnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News