Ada Larangan Ekspor, Petani Sawit Dipastikan Paling Merugi

29 April 2022 14:54

GenPI.co - Direktur center of economics and law studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan petani sawit paling merasakan langsung dampak larangan ekspor crude palm oil (CPO).

"Harga jual TBS (tandan buah segara)-nya turun hingga 50 persen," ujar Bhima kepada GenPI.co, Rabu (28/4).

Menurutnya, ini reaksi dari perusahaan sawit karena antisipasi stok bahan baku berlimpah jika larangan ekspor diberlakukan.

BACA JUGA:  RI Larang Ekspor Minyak Goreng, Harga Sawit Makin Mendidih

Selain itu, ketidakjelasan aturan pemerintah juga dimanfaatkan dengan baik oleh para pengepul tandan buah segar.

"Dampak lain adalah merosotnya devisa ekspor bisa ganggu stabilitas nilai tukar rupiah," katanya.

BACA JUGA:  Larangan Ekspor Sawit, RI Akan Kelebihan Pasokan 32 Juta Ton

Bahkan, Indonesia juga dianggap merugikan negara mitra dagang seperti India dan Pakistan.

"Bisa digugat ke WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) sekaligus dibalas dengan melarang ekspor kebutuhan pokok ke indonesia," ucapnya.

BACA JUGA:  Sempat Naik 10 Persen, Harga Sawit Sekarang Ambrol

Selain itu, kerugian akan terjadi karena perusahaan sawit juga harus membayar penalti karena melanggar kontrak penjualan.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah akan mencabut larangan ekspor bahan baku minyak goreng jika kebutuhan dalam negeri sudah cukup.

Kebijakan larangan tersebut mulai berlaku pada 28 April 2022.

Alasan Jokowi bertujuan untuk menambahkan pasokan minyak goreng dalam negeri hingga jumlahnya melimpah.(*)

Lihat video seru ini:

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co