GenPI.co - Kenaikan harga mi instan di sejumlah toko agen berdampak pada usaha kecil, salah satunya warmindo (warung Indomie).
Salah satu pedagang Muh Saleh (29) mengungkapkan kenaikan harga mi instan berdampak pada usahanya per hari ini.
"Banyak orang ke warkop itu makan mi sambil minum kopi, sekarang harga mi-nya naik mulai berasa, sih," kata Saleh kepada GenPI,co, Kamis (11/8).
Dia mengatakan selama ini membeli pasokan mi di toko agen agar mendapatkan harga lebih murah, sedangkan sejak kemarin tempat langanannya sudah naik harga.
"Biasanya beli satu dus paling mahal Rp 90 ribu, sekarang bisa hampir Rp 150 ribu," ungkapnya.
Saleh mengungkap kenaikan harga mi instan membuat dia menaikkan harga jualan di tempatnya.
"Sebelumnya satu porsi mi rebus atau goreng itu Rp 11 ribu, sekarang Rp 13-14, sebenernya ngga jauh beda, tapi sudah dapat banyak protes," tuturnya.
Seperti diketahui, kenaikan harga mi ini disebabkan perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.
Kedua negara itu termasuk dalam produsen gandum terbesar di dunia.
Karenanya, perang akan membuat pasokan gandum, yang merupakan bahan baku mi instan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News