GenPI.co - Pemerintah berencana ingin menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal itu disampaikan oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu lalu.
Bahkan, pengumuman kenaikan harga BBM itu akan segera diputuskan oleh Presiden RI Jokowi pekan ini.
Hal itu mengundang sorotan dari Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIO) Bhima Yudhistira.
Bhima meminta agar kenaikan harga BBM jenis subsidi terutama Pertalite tolong benar-benar dicermati oleh pemerintah.
"Apa kondisi masyarakat miskin saat ini siap hadapi kenaikan harga BBM? Setelah inflasi bahan pangan hampir sentuh 11 persen secara tahunan per Juli 2022?," ujar Bhima kepada GenPI.co, Selasa (23/8).
Selain itu, Bhima juga menyebut dampak dari kenaikan harga BBM mengarah masyarakat kelas menengah.
Pasalnya, pada saat Pertamax naik masyarakat kelas menengah beralih ke Pertalite.
"Kalau harga Pertalite juga ikut naik, kelas menengah akan korbankan belanja lain," tambahnya.
Kelas menengah yang berencana membeli baju, rumah lewat KPR, hingga sisihkan uang untuk memulai usaha baru, akhirnya tergerus untuk beli bensin.
"Imbasnya apa? Permintaan industri manufaktur bisa terpukul, serapan tenaga kerja bisa terganggu," tuturnya.
Bahkan, target-target pemulihan ekonomi pemerintah bisa buyar karena masalah tersebut. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News