GenPI.co - Perekonomian nasional diprediksi akan terkena dampak kondisi ekonomi dunia yang diliputi ketidakpastian.
Pemulihan ekonomi global akan terhambat karena negara-negara maju mengetatkan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan proyeksi ekonomi global yang terus dikoreksi ke bawah, sedangkan disrupsi rantai pasok menyebabkan kenaikan inflasi global tidak dapat dihindari.
Berbagai lembaga di dunia bahkan menaikkan probabilitas krisis ekonomi karena berbagai downside risks yang ada.
"Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi tetap tinggi, tetapi harus waspada dan antisipasi terhadap tantangan global," kata Airlangga.
Menurut Airlangga, berbagai indikator ekonomi menunjukkan Indonesia bisa menghadapi tantangan tersebut.
Saat ini, inflasi masih terkendali di angka 5,42 persen dan pertumbuhan ekonomi yang relatif baik sebesar 5,72 persen.
Pemerintah sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif berkisar 4,7 hingga 5,3 persen pada 2023.
Kualitas yang terus membaik diyakini bisa menurunkan tingkat kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran.
Pemerintah memastikan menjaga resiliensi dan akselerasi pertumbuhan ekonomi.
Berbagai strategi akan dilakukan, seperti memanfaatkan kepercayaan dunia mendorong investasi dan mendorong hilirisasi serta melakukan transisi energi ramah lingkungan.
Selain itu, Airlangga optimistis inflasi akan tetap terkendali. Pemerintah berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk merespons inflasi global dengan kebijakan moneter yang terukur.
Tren surplus neraca perdagangan juga diprediksi akan terus berlanjut dengan peningkatan ekspor dan substitusi impor.
"Menjaga daya beli masyarakat melalui penyaluran bansos dan program KUR ditingkatkan. Kartu Prakerja dilanjutkan," ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News