Jujur, Sri Mulyani Sebut Rp 82,3 Triliun Dana Asing Masuk ke Pasar Keuangan

23 Mei 2023 03:30

GenPI.co - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani buka-bukaan terkait adanya dana asing masuk sebesar Rp 82,3 triliun ke pasar keuangan Indonesia.

Disebutkan oleh Sri Mulyani, dana asing tersebut masuk ke pasar keuangan Indonesia selama periode 1 Januari hingga 16 Mei 2023.

"Arus modal ke dalam negeri ini mengonfirmasikan stabilitas makro ekonomi, pemulihan ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi memberikan keyakinan yang kuat terhadap perekonomian Indonesia," kata Sri Mulyani, Senin (22/5).

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Sri Mulyani: Pojokan Sri

Hadir dalam konferensi pers APBN KiTa bulan Mei 2023, Sri Mulyani mengatakan dana asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia terdiri dari pasar obligasi sebesar Rp 59,07 triliun serta pasar saham Rp 23,29 triliun.

Adapun selama bulan April saja, terdapat aliran modal asing sebesar Rp 4,16 triliun di pasar obligasi domestik dan Rp 12,29 triliun di pasar saham.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Sri Mulyani: Jaga Dara

Meski begitu, tercatat aliran modal asing keluar dari kedua pasar keuangan masing-masing Rp 1,43 triliun dan Rp 2,5 triliun selama periode 1-16 Mei.

Dengan derasnya aliran modal asing yang masuk di pasar obligasi, dia menyebutkan kepemilikan asing dalam surat berharga negara (SBN) sedikit meningkat dari 14,36 persen pada Desember 2022 menjadi 15,2 persen pada 16 Mei 2023.

BACA JUGA:  CEK FAKTA: Anies Baswedan Ditahan 20 Hari, Nasibnya Tragis di Tangan Sri Mulyani

Kendati demikian, kepemilikan SBN terbesar masih berada pada perbankan yakni sebesar 23,1 persen, seiring dengan mulai gencarnya perbankan nasional melakukan aktivitas kredit.

Menurut Sri Mulyani, sentimen pasar keuangan domestik masih mendukung kinerja dan stabilitas pasar SBN tetap terjaga.

Sentimen positif pasar keuangan domestik mampu menjaga tingkat imbal hasil (yield) tidak terlalu volatil.

"Untuk SBN 10 tahun mata uang lokal kita mengalami penurunan imbal hasil menjadi 6,42 persen, sehingga menyebabkan perbedaan (spread) terhadap imbal hasil Indonesia Global Bond 10 tahun yang sebesar 4,7 persen, mengalami penyempitan," jelasnya.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co