GenPI.co - Ketidakpastian dan peraturan yang kejam telah secara drastis meningkatkan risiko bagi bisnis asing di China, menurut laporan kelompok pengusaha Eropa mengatakan pada hari Rabu.
Dilansir AP News, makalah panjang yang diterbitkan oleh Kamar Dagang Uni Eropa di China mendesak para pemimpin China untuk berbuat lebih banyak guna mengatasi kekhawatiran yang dikatakan telah “tumbuh secara eksponensial” dalam beberapa tahun terakhir.
“Laporan ini muncul pada saat lingkungan bisnis global menjadi semakin terpolitisasi, dan perusahaan harus mengambil beberapa keputusan sulit mengenai bagaimana, atau dalam beberapa kasus, apakah mereka dapat terus terlibat dengan pasar China,” katanya.
Studi tersebut, yang disusun oleh kamar tersebut dan konsultan China Macro Group, mencerminkan kekhawatiran yang telah dikemukakan oleh perusahaan-perusahaan Eropa dan Amerika yang beroperasi di China.
Investasi asing turun 8% tahun lalu dibandingkan tahun sebelumnya karena perusahaan-perusahaan mengkalibrasi ulang komitmen mereka di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Para pejabat Kamar Dagang Uni Eropa mengatakan perubahan lingkungan bisnis China sebagian mencerminkan langkah Beijing untuk meminimalkan risiko akibat gesekan perdagangan dan ketergantungan pada impor komoditas utama atau produk industri.
Hal ini terutama terjadi mengingat adanya perselisihan perdagangan dengan Washington dan diskusi tentang “pemisahan” rantai pasokan dari China setelah gangguan yang terjadi selama pandemi covid-19.
Namun, mereka mengatakan perusahaan-perusahaan Eropa juga harus mengelola risiko mereka sendiri.
Tiongkok baru-baru ini berupaya untuk menekankan keterbukaannya terhadap perusahaan dan investasi asing.
Juru bicara Kementerian Perdagangan mengatakan negara tersebut berupaya memastikan 100% akses terhadap manufaktur dengan menghilangkan hambatan perdagangan yang masih ada.
Pada hari Selasa, Dewan Negara, Kabinet China, mengeluarkan versi terbaru dari rencana aksi yang diumumkan pada bulan Juli untuk mendorong lebih banyak investasi asing, terutama di bidang teknologi tinggi yang disukai untuk pertumbuhan seperti chip komputer, biofarmasi, dan peralatan canggih.
Perjanjian ini menjanjikan pengecualian tarif dan menyerukan penghentian praktik-praktik yang mendiskriminasi perusahaan asing. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News