Makna Magis di Balik Tari Kuda Lumping

01 Maret 2019 11:38

Kesenian tari kuda lumping memang sudah banyak dikenal oleh masyarakat.  Tarian ini tak lepas dari properti kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu, dan penarinya terus meliuk menungganginya dan biasanya menampilkan atraksi magis.

Musik tradisional mengiringi tarian tersebut. Gong, kenong, gendang, dan terompet berpadu menjadi alunan musik yang selaras dan harmoni.

Namun tahukah Anda, ternyata kuda lumping ini berasal dari sejumlah daerah seperti, Jawa Barat, Banyuwangi, Surabaya, Trenggalek, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Bali. Hanya saja istilah atau penamaanya berbeda. 

Baca juga: Pesona Merapi Menyiman Cerita Mistis

Bali menyebutkannya hyang, di Surabaya disebut jaran kepang, Banyuwangi disebut dengan jaranan buto, Jawa tengah menyebut jathilan hamengkubuono.

Kesenian tari ini sudah ada sejak kerajaan Hindu berkembang di Indonesia. Dulunya tarian kuda lumping tampil di setiap upacara spritual. Kesenian ini diyakini menjadi media komunikasi dengan arwah para leluhur. Tak heran jika tarian ini memiliki kesan magis.

Hal ini pun dibuktikan denga adanya anggota penari yang kerasukan. Mereka percaya bahwa yang masuk ke dalam tubuh penari adalah roh nenek moyang yang mendatangkan kekuatan seperti kekebalan tubuh. 

Pertunjukan kuda lumping (foto:humas.malangkota.go.id)

Hal itu lah yang menyebabkan adanya adegan seperti makan beling, paku dan benda-benda tajam lainnya dalam atraksi tari kuda lumping.

Siapa yang sangka jika adegan ekstrim saat penari kerasukan, memiki makna yang cukup dalam seperti halnya menggambarkan sikap manusia selama hidupnya.

Diyakini adanya kekuatan yang di luar akal manusia. Sementara proses masuknya roh ke dalam tubuh, menandakan adanya alam yang berbeda di dunia ini, yaitu alam gaib.

Jika sekarang kuda lumping hanyalah suatu hiburan, lain pada zaman kerajaan Hindu. Kuda lumping dimaknai sebagai simbol keberanian, kekuatan, dan sifat pantang menyerah.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co