GenPI.co - Berawal dari niat menyatukan pecinta film di kota Lumajang, Jawa Timur, komunitas Njagong Film terbentuk pada 30 Maret 2016, bertepatan dengan Hari Film yang ke-66.
Dibentuk oleh Cucuk Donartono, komunitas ini berkegiatan memutar film-film pendek atau indie dan berdiskusi tentang proses pembuatan film.
“Pada hari pertama terbentuknya komunitas ini, kami juga memutarkan film-film dokumenter dari Watchdoc Documentary,” ujar Cucuk kepada GenPI.co, Sabtu (23/10).
Menurutnya, ada 3 film andalan yang disajikan pertama kali oleh Njagong Film, yakni ‘Petrus tak Lagi Misterius’, ‘Pencitraan Soekarno’ serta film dokumenter “’Salim Kancil’ karyanya sendiri.
“Secara umum sebenarnya banyak sekali sineas berbakat berasal dari kota Lumajang, contohnya Dandhy Dwi Laksono pentolan dari Watchdoc,” katanya.
Oleh sebab itu, dirinya bertujuan mendirikan komunitas ini untuk menyatukan para pegiat film asal kota Lumajang.
Hal tersebut merupakan upaya memberikan semangat para pemuda-pemudi Lumajang untuk selalu berkarya melalui film.
“Mungkin masih banyak lagi sineas dari Lumajang yang karyanya sudah melanglang buana. Maka dari itu tujuan dari didirikan komunitas Njagong Film,” imbuhnya.
Cucuk juga bercerita bahwa tempat untuk memutar film selalu berpindah pindah, mulai dari warung yang ada di Lumajang, kantor desa, taman kota, sampai di bantaran sungai.
“Hal itu dilakukan agar penyebaran untuk mengenalkan film bisa merata. Biasanya kami juga memutarkan film satu bulan sekali,” katanya.
Dirinya juga mengaku bahwa Njagong Film memiliki visi dan misi. antara lain adalah mendorong terciptanya karya film Indonesia yang baik dan benar.
“Tidak cuma itu, kami juga ingin serta menumbuhkan pencinta dan penonton film yang cerdas, serta mengangkat nilai budaya bangsa Indonesia,” tandan Cucuk. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News