Angklung Jadi Google Doodle, Kenali Sejarah dan Jenis-jenisnya

16 November 2022 17:30

GenPI.co - Alat musik angklung menjadi Google Doodle pada hari ini, Rabu (16/11).

Meskipun sudah menyebar ke berbagai daerah, angklung sangat lekat dengan masyarakat Sunda.

Cara memainkan alat musik itu ialah dengan menggoyang dan menggetarkannya.

BACA JUGA:  Tiket Konser BLACKPINK Dijual di Tiket.com 14 dan 15 November, Cek Di sini!

Dikutip dari laman resmi Pemkot Bandung, angklung biasanya dibuat dari bambu hitam (awi wulung).

Namun, perajin angklung biasanya juga membuat alat musik itu menggunakan bambu ater (awi temen).

BACA JUGA:  Ada Diskon 50 Persen Tiket Konser Sheila On 7, Cek Caranya!

Bambu tersebut memiliki ciri yang sangat khas, yakni berwarna kuning keputihan saat mengering.

Cara pembuatannya ialah dengan mengumpulkan 2-4 tabung bambu beda ukuran.

BACA JUGA:  Ayo Ikut Konser Musik di Coffielogy, Saatnya Tampilkan Lagumu

Setelah itu, bambu dirangkai menjadi satu. Langkah selanjutnya ialah bambu diikat dengan rotan.

Sejarah angklung sudah dikenal sejak Sunda masa lampau. Alat musik itu digunakan untuk berbagai acara.

Pada zaman dahulu, angklung biasa digunakan untuk perayaan bercocok tanam.

Jenis angklung pun bermacam-macam. Salah satunya ialah angklung kanekes dari suku Badui.

Angklung itu dibuat suku Badui Dalam dan digunakan saat upacara menanam padi.

Jenis lainnya ialah angklung reog. Angklung itu digunakan untuk mengiringi reog Ponorogo.

Ada juga angklung Banyuwangi. Angklung tersebut mempunyai bentuk seperti calung.

Selain itu, ada juga angklung gubrag di Kampung Cipining, Kecamatan Cigudeg, Bogor.

Angklung itu digunakan untuk menghormati Dewi Sri dalam acara melak sare alias menanam padi.

Angklung gubrag juga digunakan saat ngunjal pare alias mengangkut padi dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung). (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co