GenPI.co - Sutradara Joko Anwar menetapkan standar baru untuk industri film Indonesia melalui karyanya yang mencerminkan narasi-narasi yang tidak terungkap.
"Saya tidak pernah ingin membuat jenis film yang sama dua kali. Saya tidak percaya pada zona nyaman,” kata pria yang terpilih menjadi Maverick oleh Glenfiddich itu, Kamis (21/12).
Menurut Joko, dirinya selalu menganggap menyelesaikan sebuah film sebagai pencarian untuk pengalaman baru.
“Saya percaya kita akan terus hidup secara kreatif jika kita tidak berhenti mengeksplorasi kemungkinan dan wilayah baru serta selamanya didorong oleh tantangan,” ucap Joko Anwar.
Selain Joko, dua nama lain juga menjadi maverick tahun ini versi Glenfiddich, yakni Kepala Departemen Pengembangan Museum Macan Amalia Wirjono dan Co-Owner & Desainer Jas di Wong Hang Tailor Samuel Wongso.
Amalia menitikberatkan arti penting menciptakan dan merangkul program-program standar global dalam industri seni lokal.
Dia mengaku memercayai pada kekuatan untuk tetap selaras dengan perkembangan terkini.
“Dengan terus memperbarui pemahaman saya tentang situasi dan tren saat ini, saya memiliki kekuatan merancang program-program yang tidak hanya relevan, tetapi juga menarik,” kata Amalia.
Di sisi lain, Samuel Wongso membayangkan karya-karyanya mencerminkan warisan kualitas yang terkait inovasi.
“Saya berharap melihat karya saya diwariskan dari generasi ke generasi, terus bertahan, berkembang, dan istimewa,” ucap Samuel Wongso. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News