GenPI.co - Fashion Designer Wignyo Rahadi menggelar Program Pelatihan dan Pengembangan Tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Khas Leuwidamar Lebak.
Program yang didukung oleh Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Banten dilakukan di pondok pesantren wilayah Lebak, Banten.
Pelatihan tersebut tak hanya untuk para santri, tetapi masyarakat sekitar Pondok Pesantren Al Jam’iyatul Washliyah di Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
BACA JUGA: Berkelas! Batik Jambi Kreasi Wignyo Rahadi Mejeng Di Candi Mauro
“Pelatihan selama 26 hari kerja itu dapat menghasilkan 12 potong kain tenun,” ujar Wignyo dalam keterangan yang diterima GenPI.co, Jumat (7/5).
Wignyo mengaku para peserta yang merupakan anak-anak muda itu yang belum pernah melihat alat tenun karena di Desa Leuwidamar sebelumnya tidak ada kegiatan menenun.
“Dengan adanya kegiatan kerajinan menenun ATBM ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi keluarga dan menjadi sentra tenun baru di Lebak, selain tenun Baduy,” imbuhnya.
Pelatihan tersebut berlangsung pada tanggal 22 Maret-20 April 2021. Wignyo Rahadi mengaku tak pernah lelah mensosialisasikan pengembangan tenun Nusantara tersebut, memberikan pelatihan, hingga praktek menenun dan membuat motif tenun baru khas Lebak.
BACA JUGA: Rancang Baju untuk SBY, Wignyo Rahadi Bawa Tenun Naik Kelas
Sementara itu, Kepala KPw BI Banten Erwin Soeriadimadja mengatakan tujuan penyelenggaraan pelatihan menenun itu dapat meningkatkan potensi santri ponpes sebagai SDM sektor fesyen yang profesional di Provinsi Banten, termasuk di Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
“Dalam rangka pengembangan kain tenun di Banten, BI Banten akan terus membina dan mengembangkan tenun ATBM, termasuk memperkaya motif tenun di Banten, selain Tenun Baduy,” kata Erwin. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News