GenPI.co - Warga di Kecamatan Kretek Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah menerbangkan puluhan balon udara yang berwarna-warni untuk menyemarakkan acara Syawalan.
Ketua Panitia Festival Balon Udara Desa Wringinanom Muharor mengatakan tradisi menerbangkan balon udara saat acara Syawalan ini digelar selama tiga hari, mulai dari tujuh hari sesudah lebaran.
BACA JUGA: Traveling Luar Angkasa dengan Balon Udara Bukan Impian, Buktikan!
Muharor mengatakan balon udara yang diterbangkan tidak benar-benar dilepas. Namun ditambatkan sesuai anjuran dari pemerintah supaya tak mengganggu penerbangan pesawat.
“Tradisi ini kami gelar setiap tahun. Dulu benar-benar dilepas menerbangkan balonnya, tapi sekarang ditambatkan,” katanya, Minggu (23/5).
Muharor menyebut ada puluhan balon udara yang mengikuti festival ini. Para peserta dari Desa Wringinanom dan beberapa desa tetangga lainnya.
Muharor mengatakan biaya pembuatan balon udara tradisional menghabiskan dana sekitar Rp800 hingga Rp1 juta untuk yang berukuran besar dan balon ukuran sedang kisaran Rp500 ribu.
Salah seorang pesrta festival balon udara Erik Cahya Saputra (19) mengatakan dirinya tidak mempermasalahkan cara menerbangkan balon udara dengan ditambatkan ini.
“Tidak masalah bagi kami, masyarakat yang penting bisa tetap terhibur,” ucapnya.
BACA JUGA: Berani Banget! BCL dan Keluarga Liburan Naik Balon Udara
Bahkan, menurut Erik konsep balon udara yang tidak dilepas ini malah menguntungkan baginya.
“Balonnya masih bisa dimanfaatkan untuk festival tahun depan,” ujarnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News